Berita  

MANUSIA DAN PERENUNGAN DUNIA AKHIRAT

MANUSIA DAN PERENUNGAN DUNIA AKHIRAT.

Ada yang pernah berkisah bahwa hanya seorang pendaki yang telah mencicipi rasa lelah, bermandikan peluh yang kekuatannya terkuras hampir habis, badannya letih menyusuri pijakan demi pijakan gunung terjal nan berliku dengan hamparan pepohonan yang membawa goresan cerita dan suara bisikan alam yang mengajarkan ketenangan. dapat menyatakan dirinya sebagai mahkluk paling bahagia tatkala perjalanan panjang dan kelelahan itu berbayar keelokan puncak dengan langit yang begitu mempesona kecantikannya.

Manusia kerap kali merasa tersesat, menyimpang dari jalan yang di nama kan kehidupan dunia. Padahal sejak lahir manusia bebas untuk melihat cakrawala dunia Dan menikmatinya, Dunia nan begitu indah mempesona dengan segala isi nya. Hal ini yang membuat manusia lupa bahwa dunia ini hanya sementara, Yang sering di sebutkan tapi di lupakan. Banyak kajian mengenai manusia dengan berbagai konteks penjelasan.

Jika kita buka kembali Q.S Adh-Dhāriyāt ayat 56, yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Dari ayat tersebut sangat jelas Allah menegaskan bahwa kita hidup di dunia untuk mengabdi kepadaNya, Allah SWT. bukan mengabdi pada dunia dan melalaikan dari segala perintahNya. Kemudian sambungan ayat tersebut (Adh-Dhāriyāt:57-58) menyebutkan “Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan, Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.”

Dari beberapa penggalan ayat di atas jikalah manusia hanya ingin dunia Dan mengejar karir atau materi. Berarti manusia tersebut tidak taat kepada sang pencipta dan pedoman menjalani kehidupan yaitu al qur’an?. Kita memang harus melakukan usaha untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. jika kita hanya berdiam diri di rumah tanpa melakukan usaha kita tidak Akan berhasil mencapai apa yang kita ingin kan. sama halnya kita ingin mendapatkan nilai yang bagus, tapi untuk belajar saja kita tidak pernah, sama hal nya itu bohong. Karena untuk mendapatkan nilai yang bagus melakukan usaha yaitu belajar.

Di jelaskan juga dalam buka seimbangkan dunia dan akhirat di tulis oleh Haviva A.B. Hidup di dunia ini tidak ada yang abadi, akhiratlah kehidupan yang sesungguhnya. Namun kehidupan di dunia lah penentu bagaimana hidup kita di akhirat kelak. Sesungguhnya, dunia hanya persinggahan menuju alam yang sebenarnya.
Tidak dipungkiri untuk tetap menjalankan roda kehidupan ini kita pun dituntut materi. Celakanya, sebagian golongan sampai-sampai mendewakan materi, sehingga mata hatinya benar-benar dibutakan.

Padahal dalam firman Allah surat al-Qashash ayat 77 yang artinya, “Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain), sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu…”. Ayat tersebut cukup jelas memberikan pengertian bahwa antara dunia dan akhirat adalah sama-sama penting. Di dunia, manusia bisa melakukan banyak aktivitas baik itu ibadah, sedekah dan amalan-amalan lainnya yang bermanfaat bagi kehidupannya di dunia dan juga akhiratnya.

Imam Ghazali juga membagi kehidupan manusia dalam empat bagian. Pertama, orang yang bahagia dunia akhirat. Kedua, orang yang sengsara di dunia dan bahagia di akhirat. Ketiga, orang yang bahagia di dunia tapi sengsara di akhirat. Dan keempat adalah orang yang sengsara di dunia dan akhirat. Kita sebagai manusia berhak menentukan jalan pilihan kehidupan. Maka dari itu marilah sama-sama kita merenungkan kehidupan dunia ini, dan saat ini kita juga tau, banyak ujian dan cobaan yang Allah berikan. Agar kita senantiasa mendekatkan Diri kepada sang pencipta dan pemilik dunia ini. Kita sebagai manusia yang tidak sempurna ini harusnya senantiasa muhasabah Diri.

Oleh : ( Khairul Ansor Nasution hanya kader HMI biasa yang terus belajar dan ber muhasabah)