Berita  

Destinasi Wisata, Agrowisata Surga SBD

Mareda Kalada, NTT Globalinvestigasinews.com – Berwisata di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah menjadi sebuah pilihan yang paling tepat.

Pasalnya Sumba bukan saja sekedar destinasi untuk berekreasi biasa, Sumba dengan kekayaan alamnya serta budaya atau adat istiadat yang punya keunikannya tersendiri menjadi sebuah tujuan yang pasti bagi para pengunjung.

Salah satu destinasi wisata yang juga tak kalah menarik di pulau Sumba adalah Agrowisata.

Agrowisata yang dimaksud terletak di Desa Mareda Kalada, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi NTT.

Kepada media ini Ferdinan Dappa Tulli sosok inisiator lahirnya konsep Agrowisata menyampaikan bahwa Agrowisata hadirnya bukan saja sekedar menjadi tempat rekreasi biasa yang dikunjungi oleh orang tertentu, namun juga bisa dikunjungi oleh siapa saja.

“Agrowisata ini terbuka untuk siapa saja yang mau berkunjung.

Ide ini muncul ketika banyak pengunjung yang berkunjung dan kami tidak pernah menjual hasil kami ke pasar, sehingga kami mencoba berkereasi untuk menciptakan pasar di tempat produksi,” kata Ferdinan, pada Minggu (08/08/2021).

Namun, kata Dia lagi, dalam situasi pandemi saat ini, pengunjung sangat sedikit ditambah lagi belum musim buah, karena buah yang menjadi daya tarik pengunjung selama ini, seperti salak, belum musimnya berbuah.

“Musim salak di tempat ini adalah di bulan Desember, januari, Rambutan, Januari,” katanya lagi.

Selain salak, jelas Ferdinan sapaan akrabnya, ada juga buah Duren yang musimnya jatuh pada bulan Januari.

Buah sawo ada 2 jenis yaitu Sawo Ungu dan Sawo Susu.

“Pengembangan kedepan yang sedang dikerjakan dalam masa pandemi adalah cafe dimana kami akan menjual kopi lokal dan makanan lainya,” ungkapnya

Lanjut Ia menjelaskan bahwa usaha ini di bantu oleh 4 anggota Keluarga dengan harapan semua pihak dapat membantu dalam pengembangan kedepan.

Sementara itu, Sekretaris Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) mengapresiasi konsep dan kerja Agrowisata yang dikelola oleh Ferdinan.

“Memang secara regulasi Desa Mereda Kalada termasuk desa wisata melalui peraturan bupati, sehingga komonitas seperti ini harus berkalaborasi dan menanggkap peluang yang ada, sebab bicara pariwisata saat ini memang diharapkan dikelolah oleh masyarakat dan berdampak pada masyarakat itu sendiri,” kata Eduard.

Dikatakan Eduard, kedepannya Asidewi akan mendorong terus pelaku wisata melalui hal-hal sederhana seperti pendampingan dan promosi.

“Jadi sudah seharusnya dalam masa pandemi ini kita menyiapkan 3 hal yaitu apa yang wisatawan mau melihat, apa yang mereka mau nikmati/pakai, apa yang akan mereka bawa pulang, jadi hal ini yang perlu dipikirkan bersama dan bersinergis atau berkalaboratif,” tegas Sekretaris Asidewi SBD itu. (Deteksi)

Siprianus/Global