Saya Bangga Mengenal Bapak SLD : “Dari Kami Anak Terpinggirkan”

Hari selasa, tanggal 28 Juni 2022, Saya diajak untuk jalan-jalan ke Wewewa Selatan (Wesel), Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur (NTT), bersama bapak Dr. Soleman Lende dappa,S Hut.,M.Th.,M. Pd.K., Biasa di sapa dengan SLD, untuk berkunjung dan melihat keadaan sekolah dan masyarakat di sana. Sesampainya di sana, Saya melihat betapa bahagia dan harunya mereka ketika Bapak SLD tiba. Entah apa yang membuat mereka terlihat begitu gembira itu saya sendiri tidak tau.

Waktu itu menunjukkan pukul 15.34 WITA. Perbincangan, canda dan tawa pun terlihat di antara bapak SLD dengan Siswa Siswi bersama masyarakat. Dari perbincangan mereka ada hal penting yang saya perlu bagikan ke saudara/i Pencinta Sumba Barat Daya, Pencinta Negara Indonesia ini.

Saya benar-benar melihat Kepedulian Bapak SLD terhadap anak-anak bangsa terkait masa depan mereka sekaligus masa depan daerah ini. Apalagi ke depan peluang untuk mendapatkan pekerjaan itu sangat sulit. Antusias Siswa-Siswi khususnya yang sudah tamat SMA tahun 2022 ini juga sangat besar. Mereka ingin sekali untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi namun keterbatasan ekonomi orang tua membuat mereka tidak bisa buat apa-apa.

Kemudian saya memanggil 2 orang Siswa dan Siswi yang tidak mau disebutkan namanya. Saya mengajak mereka bercerita tentang keadaan dan impian mereka. Sayapun mulai bertaanya ke Siswi itu terlebih dahulu, “adik saya mau tanya. Apa yang membuat kamu bangga mengenal Bapak SLD ?”, Ia hanya senyum tetapi air matanya mulai perlahan menetes.

Ia menjawab, “Saya bangga karena Tuhan menciptakan sosok Bapak SLD yang begitu baik, peduli dengan kami anak-anak yang tingggal di tempat yang terpencil bisa dikatakan kami ini anak-anak terpinggirkan. Bapak SLD membangun sekolah untuk kami yang biayanya sangat murah dan bisa dijangkau oleh orang tua kami. Selain itu dekat juga dengan kampung jadi kami tidak perlu lagi sekolah jauh-jauh”.

Setelah itu saya mencoba bertanya kepada Siswa yang satunya “ kalau menurut kamu, apa yang membuat kamu bangga dengan Bapak SLD ?”. Tanpa pikir panjang ia menjawab, ”Banyak sekali kakak. Tetapi ada satu ini yang saya mau cerita. Yaitu tentang kami punya masa depan, tentang kami yang mau sekolah lebih tinggi lagi. Memang banyak sekali perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan kami bebas memilih yang mana, namun apa daya biaya untuk itu kami tidak mampu. Kemudian saya mendengar Bapak SLD Membangun kemitraan dengan 5 universitas yang sudah terakreditasi B dan Biayanya pun murah dan bisa di jangkau oleh orang tua kami. Apalagi perkuliahannya dilakukan secara online, tidak perlu capek-capek dan keluar banyak biaya untuk ke luar daerah lagi, ini yang membuat saya langsung mendaftarkan diri.”

Mendengar cerita mereka berdua, membuat saya bertanya. Apa yang ada dalam pikiran bapak SLD , sehingga dia rela melakukan itu semua. Saya pun bertanya ke Beliau, “Bapak, Apa yang membuat bapak itu berpikir dan harus membangun kemitraan dengan 5 Universitas ini ?, Padahal bapak sudah membangun banyak sekali sekolah di SBD ini, mencapai 70an sekolah apa itu belum cukup bapak ?”. Bapak SLD tersenyum dan menjawab “Kita tahu bahwa ke depan ini tenaga kontrak tidak ada lagi di Indonesia. Saya kawatir SBD bukan hanya berjalan ditempat saja, tetapi akan mundur ke belakang. Saya tidak mau ini terjadi sehingga ini membuat saya berpikir harus membangun kemitraan dengan 5 universitas ini”.

Lalu saya bertanya lagi “Bagaimana tanggapan bapak, terkait oknum-oknum yang mengatakan ini kampus abal-abal, Yayasan Tunas Timur ini tidak jelas, dan masih banyak lagi cacian hinaan yang saya lihat di sosial media untuk bapak ?”.

Dengat tegas beliau menjawab “Saya mau bilang itu semua keliru. Kampus yang saya jalin kemitraan ini sudah terakreditasi semua. Apa yang saya lakukan ini murni untuk masyarakat. Saya tidak mau anak-anak ini, hanya karena ketidakmampuan orang tua mereka harus tinggal di rumah. Tapi saya mau betul mereka punya masa depan yang baik kedepan. Kepemimpinan yang gagal adalah kepemimpinan yang tidak melakukan regenerasi, yang tidak mempersiapkan generasi-generasi berikutnya. Begitupun sebaliknya, kepemimpinan yang berhasil adalah kepemimpinan yang mempersiapkan generasi-generasi berikutnya”.

Dari jawaban bapak SLD ini membuat saya berpikir dan ingin menyampaikan kepada kita semua, “Tidak semua orang memiliki hati yang mulia seperti beliau, tidak semua orang berpikir untuk kebaikan orang lain, kebaikan daerah kita dan kebaikan bangsa ini. Beliau melakukan semua itu karena beliau peduli masa depan anak-anak bangsa, masa depan daerah SBD tercinta ini, dan beliau melakukan semua itu sesuai dengan kualitasnya. Tanpa pandang Ras, Agama, Suku dan Budaya manapun, semuanya sama di mata beliau”.

Cukup sampai di sini dulu, mari kita ambil hikmah dari cerita ini. Kebaikan seorang Dr. Soleman Lende dappa,S Hut.,M.Th.,M. Pd.K., perlu kita jadikan teladan untuk kebaikan kita dan daerah SBD tercinta ini.

(VGNntt/GLOBAL/JS)