Budaya  

Lestarikan Budaya, Pemdes Lemah Duhur Menggelar Acara Tahunan Dengan Tema ‘Mapag Bulan Mulud’

Selain Ngabungbang, “Mapag Bulan Mulud” Adalah Budaya Peninggalan Leluhur Di Tanah Legenda

Bogor – Cimande bukan hanya wilayah yang terkenal dengan pencak silat dan pengobatan patah tulangnya, namun Cimande juga memiliki banyak seni budaya yang bisa dilestarikan.

Salah satu budaya yang turun temurun di pertahankan di desa yang terletak di antara kaki gunung gede Pangrango dan gunung Salak Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor itu, ialah Mapag Mulud, Ngabungbang dan yang lainnya.

Acara adat tersebut dikombinasikan dengan perayaan dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad atau maulid Nabi

Ngabungbang adalah tradisi leluhur masyarakat Cimande yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 14 Rabiul Awal atau 14 Maulid. Ngabungbang berasal dari Bungbang yang artinya membuang atau membersihkan. Jika diartikan secara adat budaya Ngabungbang adalah mandi suci dengan niat menyatukan cipta, rasa dan karsa untuk membuang semua perilaku tidak baik lahir dan batin.

Hari ini Minggu (25/09) Pemdes Lemah Duhur kembali menyelenggarakan acara tahunan yakni “Mapag Bulan Mulud”.

Acara tradisi “Mapag Bulan Mulud” diikuti seluruh lapisan elemen masyarakat Desa Lemah Duhur, Warga Cimande umumnya warga sekitar turut berpartisipasi memeriahkan tradisi tahunan ini.

Ujang Najmudin Spd.i (Kades Lemah Duhur) atau yang biasa di sapa Iyang saat di Wawancara mengatakan, “Acara ‘Mapag Bulan Mulud’ ini adalah acara tahunan yang biasa dilakukan Pemdes Lemah Duhur dan masyarakat dengan maksud untuk mempertahankan dan melestarikan budaya Cimande agar tidak hilang terbawa zaman”, Imbuhnya.

“Acara Mapag Bulan Mulud ini mengadakan berbagai kegiatan dan lomba diantaranya Marching band, lomba dongdang dan Pencak Silat dari beberapa padepokan yang berada di wilayah Desa Lemah Duhur dan Cimande serta akan ditutup dengan Tablig Akbar”, pungkas Ujang Najmudin Kades Lemah Duhur.

FA/UJ