BUKITTINGGI – Kehadiran kembali Gerakan Pemuda Ansor di Kota Bukittinggi setelah lama mengalami kevakuman sesungguhnya adalah untuk berkhidmat bagi kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Ansor dilahirkan agar patuh kepada ulama yang mengajarkan Islam Ahlussunnah Waljamaah dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Demikian diungkapkan Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Bukittinggi Zuwardi, saat pembaiatan dan penutupan Pendidikan dan Latihan Terpadu Dasar (DTD) Ansor – Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Minggu (18/12/2022) dinihari di SMAS Pembangunan Kota Bukittinggi.
Sebanyak 103 orang peserta DTD Ansor-Banser dibaiat yang dinyatakan lulus mengikuti DTD. Menurut Zuwardi, Ansor merawat tradisi keagamaan yang sudah dijalani masyarakat di Minangkabau seperti tahlilan, ziarah, yasinan, dan sebagainya.
“Gerakan Pemuda Ansor di Bukittinggi pertama kali terbentuk pada tanggal 14 Nopember 1953. Waktu itu dibentuk Pimpinan Komisariat Gerakan Pemuda “ANSOR” Wilayah Sumatera Tengah. Susunan pengurusnya terdiri dari S.Sjarief Ketua, Baharuddin S. Wakil Ketua, Nazaruddin A.R. Sekretaris. Berikutnya untuk mengepalai bahagian-2 pendidikan, olahraga, kepanduan, sosial/keuangan, penerangan dan siasat ditetapkan sdr. Djalius, Dahlan M. Saridin Sj. Rapani, Baharuddin dan Ibnu Thaif. Informasi ini sebagaimana diberitakan harian Haluan, edisi Kamis 26 Nopember 1953 di halaman 2,” kata Zuwardi.
Dikatakan Zuwardi, dari fakta sejarah tersebut, tidak ada alasan bagi kelompok yang mengatasnamakan pihak tertentu menolak kehadiran Ansor di Bukittinggi. Selain itu, Ansor berdiri tahun 1934 yang turut berjuang mempertahankan dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia bersama komponen bangsa lainnya.
“Alhamdulillah, banyak pihak yang semula sinis terhadap Ansor, kini mulai bergabung dengan Ansor. Buktinya, DTD ini diikuti banyak pemuda yang ingin bersama merawat tradisi dan menjaga keutuhan NKRI,” kata Zuwardi.
Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat Dr. Rahmat Tuanku Sulaiman saat pembukaan, Jumat (16/12) malam menegaskan, kekuatan Ansor adalah persahabatan. Sesama kader Ansor dari berbagai latar belakang tetap bersahabat. Sehingga panggilan resminya adalah sahabat.
“Saat ini Kota Bukittinggi menyelenggarakan Pedati. Bagi Ansor Pedati itu memiliki makna tersendiri. Pertama, P, kepemudaan. Ansor adalah organisasi pemuda yang harus banyak bergerak dan melakukan berbagai kegiatan. Kedua, E, energi. Ansor harus memiliki energi dan semangat untuk menjaga NKRI. Kontribusi Ansor dan Banser yang turut sudah diakui Negara,” kata Rahmat.
Ditambahkan Rahmat, ketiga D, disiplin. Kader Ansor harus disiplin, satu komando, satu barisan, satu perintah. Keempat, A, agresif. Ansor harus agresif melakukan langkah cepat sehingga punya kader yang terlatih. Kelima, T, teliti. Kader Ansor harus teliti dalam membaca keadaan yang tengah berkembang dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Termasuk dalam membaca tahun politik menjelang Pemilu 2024 mendatang. Keenam, I, ikhlas. Artinya masuk menjadi kader Ansor jangan niatnya untuk mendapat mendapat sesuatu atau jabatan tertentu. Tapi niatkan mensyiarkan Islam Ahlussunnah Wajlamaah An-Nahdliyah sehingga mendapatkan keberkahan dan rahmat dalam hidupnya di dunia dan akhirat kelak.
Ketua Panitia DTD Rifa Yanas, M.I.Kom melaporkan, DTD Ansor Banser berlangsung Jumat-Minggu (16-18/12).
Pembukaan dihadiri PCNU Kota Bukittinggi dan instruktur DTD. Masing-masing Instruktur nasional Armaidi Tanjung, Kasatkorwil Banser Sumbar Djafrinal Effendi, SH, Banser Sumbar Heri Sulamto, Fadhlur Rahman Ahsas dan Provos Banser Wagianto.