GINEWS TV INVESTIGASI – MERANGIN, Air limbah yang berasal dari pabrik tahu 115 yang berada di wilayah Desa Sungai Ulak Kecamatan Nalo Tantan Kabupaten Merangin diduga telah mencemari lingkungan dan air yang berada di sekitarnya.
“Limbah tahu membawa akibat bagi lingkungan, karena mempunyai bahan–bahan berbahaya yang dibuang ke perairan salah satunya limbah berbahaya dan beracun. Jika pencemaran limbah tahu dibiarkan terus menerus ditanah air kita, maka kelangsungan hidup ekosistem diperairan pun semakin terancam”
Pasalnya, air limbah yang berasal dari septic tank penampungan limbah pabrik tahu 115 terkesan telah dibiarkan melimpah dan mengalir dalam sungai yang airnya di pergunakan oleh warga sekitar ?!.
“Limbah tahu mengandung unsur hara N 1,24%, P2O5 5.54%, K2O 1,34% dan C-Organik 5,803% yang merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman. Limbah cair tahu memiliki komposisi bahan organik berupa protein 40-60%, karbohidrat 25-50%, dan lemak 10%.”
Salah satunya warga yang terkena dampaknya adalah Didi yang memiliki usaha kolam ikan dan cucian, mengatakan bahwa puluhan ribu ikan yang ada di dalam kolamnya mati karena diduga terkena air limbah yang berasal dari Pabrik Tahu 115, sehingga Didi mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
Pada saat Awak Media Online GINEWS TV INVESTIGASI melakukan wawancara dengan pemilik kolam yakni Didi, beliau menerangkan bahwa pemilik Pabrik Tahu 115 sudah pernah ditemui secara baik-baik dan penuh rasa persahabatan.
“Ikan yang tercemar oleh limbah cair tahu akan menyebabkan kematian pada ikan secara tidak langsung, tetapi menyebabkan gangguan pertumbuhan, reproduksi, dan kebiasaan makan”.
Awak media menanyakan, apakah saudara pernah menemui pemilik Pabrik Tahu tersebut dan mengajak ke kolam saudara untuk membuktikan bahwa ikan dalam kolam saudara mati karena diduga dari limbah tahunya ?
“Pernah bahkan pemilik Pabrik Tahu tersebut saya ajak ke kolam saya untuk membuktikan bahwa air yang mengalir ke dalam kolam berbau busuk dan banyak ikan yang mati.Setelah mengetahui sendiri, Pemilik Pabrik Tahu 115 mengakui dan menyadari memang airnya berbau busuk yang berasal dari limbah Pabrik nya,lalu pemilik Pabrik Tahu 115 meminta waktu paling lama satu bulan untuk memasang paralon atau cara lain agar air limbah tidak melimpah.”.
Apakah saudara meminta ganti rugi atas kerugian yang saudara alami pada waktu itu?
“Tidak sama sekali, saya tidak minta ganti rugi sepeserpun walaupun kerugian yang saya alami puluhan juta rupiah,saya hanya minta tolong agar pemilik Pabrik Tahu 115 mencari cara bagaimana agar air limbah yang berasal dari Pabrik Tahunya tidak masuk ke dalam sungai yang airnya mengalir ke dalam kolam dan jangan sampai ada pihak lain yang dirugikan,karena selain saya memiliki usaha kolam,saya juga punya usaha cucian mobil, namun cucian itu saya hentikan karena airnya berbau busuk”.
Selain saudara, apa ada pihak lain yang terkena dampaknya dari limbah air tahu tersebut?
“Jelas ada, disekitar sungai ini diatas saya dan di bawah pabrik tahu itu ada juga warga yang buat kolam dan juga ada Yayasan Muhamadiyah” ?!
Sudah berapa lama janji pemilik pabrik tahu itu akan memasang paralon atau mencari cara agar air limbah tidak masuk kesungai lagi?
“Sudah lebih dari dua bulan,hingga sekarang belum juga ada buktinya”.
Berapa banyak isi ikan dalam kolam saudara sekarang?
“Baru-baru ini saya tanam lagi ikan Patin sebanyak 50.000 ekor.Kalau yang gagal Panin dulu ikan Nila sebanyak 30.000 ekor,tetapi semua ikanya sudah mati tanpa menikmati satu ekorpun karena keracunan air Limbah Tahu “.
Apakah tempat ini milik saudara sendiri atau saudara menyewa?
“Tempat ini saya sewa Rp,16.000.000/tahun”.
Setelah mendapat keterangan dari Pemilik kolam,awak media mencoba menemui pemilik Pabrik Tahu 115 dan langsung menyaksikan proses pembuatan Tahunya,ternyata benar,air dari spiteng penampungan limbah Pabrik Tahu 115 melimpah dan masuk ke sungai.
Awak Media mencoba mengingatkan janjinya yang di ucapkan kepada pemilik kolam,karena sudah lebih dari dua bulan janji pemasangan paralon tidak juga terbukti.
Selain itu awak media memberikan masukan ada beberapa cara agar air limbah tidak melimpah dan mengganggu pihak lain,yaitu dengan cara memasang Selang, Paralon atau Gabang sepanjang mulai dari saluran pembuangan hingga melewati tepat – tempat yang airnya di pergunakan oleh Yayasan dan warga masarakat,atau melakukan Penyedotan.
Pemilik Pabrik pun juga berjanji akan segera mengerjakannya.Tiga hari kemudian awak media mencoba mengingatkan kembali,karena belum ada juga tanda-tanda pemilik pabrik itu membuktikan janjinya.
Ternyata,hingga sekarang sudah lebih dari lima hari janji itupun tidak di laksanakan,karena mengingat 50.000 ekor ikan yang baru di taburkan sudah mulai ada yang mati.
Untuk mencegah Pencemaran lingkungan dan Air yang lebih meluas,warga sekitar Pabrik Tahu 115,meminta kepada Pemdes Sungai Ulak,Camat Nalo Tantan,Dinas Lingkungan Hidup,Dinas Perizinan dan Instansi yang terkait untuk turun langsung mempertanyakan legalitas Pabrik Tahu115 tersebut dan memberikan teguran serta tindakan terhadap pemiliknya.
Catatan :
Ini Dia Dampak Buruk Pengolahan Limbah Tahu Yang Tidak Benar
Pengolahan limbah tahu memang memberikan banyak dampak bagi lingkungan, apalagi limbah tahu adalah limbah yang memang sangatlah tidak disukai dan memberikan dampak secara langsung bagi lingkungan sekitar. Bau yang menyengat dari cairan pengolahan tahu tersebut membuat limbah tahu memang perlu perhatian khusus. Pembuatan tahu yang memang sangat tradisional di Indonesia juga menghasilkan banyak limbah di Indonesia. Apalagi tahu merupakan salah satu makanan khas yang berada di Indonesia dan merupakan makanan dengan penjualan terbanyak sepanjang tahunnya. Tahu merupakan makanan yang dibuat dari sari kedelai yang difilter dan diambil sari patinya dan dicetak menyerupai persegi maupun bulat. Tahu memang makanan yang paling merakyat di Indonesia karena harganya yang relatif murah. Tahu adalah makanan yang memberikan banyak kandungan gizi nabati seperti protein yang terdapat dalam kacang kedelai itu sendiri. Limbah tahu memanglah begitu ditakuti dan menjadi momok di masyarakat.
Kenapa begitu dan mengapa limbah tahu merupakan limbah terburuk dalam sanitasi?, iyap, karena proses pembuatan tahu yang sangat membutuhkan air dalam proses mencuci dan merebus kedelai. Dimana air-air tersebut yang menjadi limbah dalam industri pembuatan tahu. Apalagi saat ini industri tahu tempe merupakan industri kecil skala rumah tangga yang dimana dalam proses pembuangannya tidak dilengkapi dengan pengolahan limbah yang baik.
Tentu ini menjadi salah satu PR pemerintah dan masyarakat sekitar dalam sosialisasi dan mencari ide mengenai limbah rumah tangga.
Disini saya akan mengulas mengenai dampak limbah tahu yang dapat terjadi bagi lingkungan sekitar dan beberapa aspek yang dapat menangani proses pengolahan limbah tahu yang efektif dan efisien.
Limbah tahu dapat mengakibatkan disentri.
Disentri atau disebut dengan diare adalah penyakit yang umum di kalangan masyarakat, walaupun umum dan sering terjadi namun kita tidak boleh menyepelekan penyakit disentri ini. Penyakit disentri yang memang terjadi dapat menyebabkan kematian, karena penyakit ini berhubungan dengan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Penyakit disentri ini memanglah sangat berbahaya dan perlu pertolongan yang benar. Limbah tahu dapat menyebabkan penyakit disentri karena kandungan dalam limbah tahu seperti bakteri E.coli memang sangat berbahaya bagi tubuh, apalagi bagi anak-anak yang berpeluang besar dalam penyakit ini.
Mencemari air bersih.
Apabila limbah tahu dibuang secara sembarang, maka limbah tahu juga sangat memengaruhi air jernih, karena air limbah tahu dapat meresap ke dalam tanah dan memengaruhi kualitas air sumur di sekitar tempat pembuangan limbah tahu. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan sekitar pembuangan limbah pula. Maka dari pembuangan limbah tahu yang tidak pada tempatnya juga dapat memberikan efek buruk terhadap lingkungan sekitar.
Memengaruhi ekosistem.
maksudnya di sini adalah apabila limbah tahu tidak diolah dengan baik seperti di buang ke sungai juga memengaruhi ekosistem yang berada di sungai tersebut. karena limbah tahu sangatlah berefek pada ekosistem seperti ikan di sungai juga dapat mati, dan air sungai menjadi keruh. Tanaman yang disiram dengan limbah tahu biasanya akan mati dan mengering. Jadi limbah tahu apabila tidak dikelola dengan baik maka akan menjadi kering dan kusam. Maka dari itu membuat kolam atau penampungan untuk limbah tahu memanglah sangat penting. Apalagi limbah tahu memberikan banyak dampak terhadap lingkungan sekitar.
Ada beberapa cara penanganan untuk limbah tahu yaitu seperti dengan cara mengolah atau memilah limbah tahu untuk pakan ternak, endapan pada limbah tahu biasanya dapat dimanfaatkan petani untuk pakan ternak. Maka dari itu limbah tahu memang sangat dimanfaatkan apabila di daerah pertanian atau pegunungan. Mencampurkan desinfektan atau zat kimia yang dapat membunuh kuman atau bakteri yang berada di limbah tahu merupakan salah satu cara yang juga digunakan dalam pengolahan limbah tahu. Untuk dari itu limbah tahu perlu di manfaatkan dengan baik dan efesien untuk menghasilkan lingkungan yang sehat dan bersih dengan sanitasi yang baik pula. Maka dari itu sosialisasi tentang cara pengolahan limbah tahu memang sangat diperlukan agar pengusaha pembuatan tahu juga dapat mengerti tentang bahaya dan dampak limbah tahu bagi lingkungan sekitar.
(KAHONO – Kaperwil Propinsi Jambi/Ginews)