Bulan Juni adalah bulan dalah satu bulan yang penting bagi negara Indonesia sebab di bulan inilah kita diingatkan akan lahirnya beberapa momentum diantaranya kelahiran Pancasila dan Meninggalnya yang Proklamator Bangsa Ir. Soekarno
Kab.Bandung- Momentum Hari Lahirnya Pancasila, harus dijadikan momen kebangkitan bagi rakyat. Rakyat harus bangkit, berdaya, maka Balai Musyawarah setiap tahun memperingatinya dengan gerakan Rakyat. Tahun ini bertemakan Festival Pancasila 2024.
Festival Pancasila Bamuswari 2024, adalah upaya untuk mengingatkan rakyat Indonesia terhadap Jiwa Negara, yakni Pancasila sebagai Dasar dan Pedoman Hidup Bernegara.
Maka harus dipastikan rakyatlah yang harus memegang kendali negara, dan bangsa. Indikatornya, rakyat harus bisa berdiri dari duduk, berjalan dari berdiri, berlari dan akhirnya berdaya.
Hal itu diutarakan Abah Maman Ketua DPP Bamuswari dalam sambutannya dihadapan peserta Festival Pancasila di hari pertama.
Abah Maman menuturkan sejarah Bamuswari, yang lahir dari rakyat Marginal, terus bergerak untuk menggerakan rakyat yang termarginalkan. “Kalau banyak masyarakat yang bertanya, Bamuswari memperjuangkan rakyat yang mana? Maman menjawab rakyat yang di kesampinglan kepentingannya, ” Ucap Abah Maman.
Ia pun menegaskan bahwa Landasan negara Indonesia adalah Undang-undang 1945, dan Pancasila sebagai pijakannya. Ini artinya, segala kedaulatan dan kekuasaan negara dan pemerintahan adalah di tanah rakyat.
“Kedaulatan ada di tangan rakyat maka segala bentuk rintangan rakyat yang secara sistem dibuat dalam lembaga kenegaraan yudikatif dan eksekutif harus berkepentingan untuk rakyat, ” Tegas Abah menggebu.
Selain itu, Bamuswari pun mengambil tema gerakan rakyatnya adalah “Revolusi Satu Kaki”. Bamuswari, kita sebagai lembaga atau perkumpulan, tidak melarang dan menolak apapun yang menjadi program pemerintah termasuk kepentingan swasta atau pengusaha.
“Namun, kita ingin mengingatkan kepada semua pihak bahwa ada urusan rakyat yang harus diperjuangkan. “Salah satunya adalah tentang air, dan udara, ” Ucap Bah Maman.
Kita berharap segala giat negara dan pemerintahan seyogyana benar-benar untuk kepentingan Rakyat, bukan untuk kepentingan Aseng dan Asing. “Terakhir, kita ingin sampaika bahwa pemerintah dan negara harus benar-benar bekerja untuk rakyat bukan untuk kepentingan pengusaha asing, ” Ungkapnya.
Asep Saepuloh Ketua Panitia Festival Pancasila Bamuswari mengutarakan maksud dan tujuan gelaran Festival Pancasila adalh untuk memperingati kesaktian Pancasila.
Festival ini akan digelar selama 6 hari, yang di isi engan wawasan kebangsaan, kesenian, gelaran UMKM, wayang golek, dan ditutup dengan Tahlilan ir. Soekarno di Hari Ke enam.
Pada hari pertama yang di isi dengan wawasan kebangsaan dengan narasumber Sapei Husin Ketua Umum Perkumpulan Initiatif Indonesia.
Sapei Husin memaparkan panjang lebar terkait sejarah Pancasila, dan persoalan penempatan Pancasila dewasa ini bagi rakyat, negara dan pemerintahan.
“Pancasila tidak asing buat kita sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. Persoalannya adalah Pancasila ini baru hanya sebagai pajangan bahkan jadi berhala, atau hanya di persembahkan saja, ” Ucap Sapei Husin.
Sapei menegaskan Pancasila harus ditempatkan sebagai Jiwa Bangsa Indonesia ketika Pancasila diposisikan keluar dari Pancasila, maka seyogyanua kita sedang mengeluarkan jiwa dari tubuh kita sebagai orang yang bernegara.
Apa yang terjadi ketika kita mengeluarkan Pancasila jiwa bernegara berbangsa Indonesia kita, maka yang akan terjadi adalah hidup manusia -manusia yang tanpa jiwa (zombi) dalam sebuah negara.
Pancasila harus menjadi bagian dari cara pandang, akak dan sistem nilai. Kita dalam bekerja bertindak dan berpikir.
“Pancasila sebagai sumber hukum negara karena Pancasila sebagai dasar negara, namun kemudian hari ini Pancasila belum menjadi pedoman hidup bernegara dan berbangsa, ” Pungkasnya.