CILEGON – Global investigasi News.com – Festival budaya Tiga Pilar yang kedua, meskipun acara tahun ini sedikit lebih meriah dibandingkan sebelumnya, berlangsung di Alun-alun Kota Ciegon Sabtu (13/07/2024)
Mustasim Madyaksa Ketua DPD Bandrong Kota Cilegon ,”
mengungkapkan bahwa meski acara tahun ini hanya diisi dengan potong tumpeng, ia berharap tahun depan festival akan lebih meriah,”ujarnya
Acara tersebut dihadiri oleh Walikota Cilegon, Forkopimda Kota Cilegon, Kepala Dinas Pendidikan, dan perwakilan instansi lainnya. Ketua DPRD Kota Cilegon tidak hadir, namun diwakili oleh perwakilannya.
Beberapa ratusan pendekar dan para guru besar 3 aliran Peguron dan ketua DPP tiga pilar.
Festival Budaya Tiga Pilar ini adalah hasil kerjasama antara tiga organisasi besar di Kota Cilegon, Mustasim Adyaksa Ketua Bandrong Kota Cilegon, Halusi Hambali Kesti Ketua TTKDH DPD Kota Cilegon, dan Feriyana Ketua DPD Terumbu Kota Cilegon.
Mustasim mengucapkan syukur atas perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Kota Cilegon, meskipun belum maksimal. Ia juga mengapresiasi dukungan dari Walikota Cilegon Helldy Agustian Selaku Bapak Budaya yang telah memberikan 100 persen untuk mendukung kegiatan tersebut.
Mustasim ,”
menegaskan bahwa pembinaan terhadap organisasi silat lokal dan nasional perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Ia juga mengkritisi kurangnya perhatian dari perusahaan-
perusahaan di Cilegon dalam hal pembinaan rutin terhadap para pesilat,”tegasnya
Feriyana, Ketua DPD Terumbu Kota Cilegon, menambahkan bahwa muatan lokal berupa pencak silat telah diajarkan di tingkat SD dan SMP berdasarkan Peraturan Gubernur No. 12 tahun 2018. Peraturan tersebut memerintahkan bupati dan walikota se-Provinsi Banten untuk mengimplementasikan muatan lokal yang mencakup seni budaya, pencak silat, membatik, dan rampak bedug dan lainnya.
Halusi Hambali, Ketua Kesti DPD TTKKDH Kota Cilegon, menjelaskan bahwa organisasinya membawahi 8 kecamatan di Kota Cilegon dengan sekitar 1.000 anggota, yang didominasi oleh perempuan. TTKKDH mengajarkan aliran Cimande, yang memiliki gerakan berbeda namun tetap efektif untuk bela diri.
Festival ini juga direncanakan untuk menjadi lebih besar di tahun-tahun mendatang, dengan rencana untuk mengadakan tari kolosal yang melibatkan ribuan siswa dan memecahkan rekor MURI,”pungkas
Halusi
(Rohim/Beni)