Madina 24/08/2024 Global Investigasi news. Com.
Kapolres Madina AKBP.Arie Sofandi Paloh kembali keluarkan izin aksi demontrasi kepada koperasi Rimbo Tuo dalam masa proses hukum yang sedang berjalan, PMKS PT. Tri Bahtera Srikandi (TBS), kamis 22/8/2024
Berdampak besar bagi pekerja harian lepas yang menerima gaji secara kontan
dimana kegiatan demo yang dilakukan oleh masyarakat yang tergabung dalam Koperasi Rimbo Tuo,
Diketahui permasalahan lahan antara KUD Rimbo Tuo Kelurahan Tapus Kecamatan Lingga Bayu dengan PT. TBS sedang dalam masa proses hukum yang sedang berjalan, sementara izin aksi demontrasi kepada masyarakat tetap dikeluarkan oleh Aparat Penegak Hukum (APH) Kapolres Madina hingga masyarakat kembali turun melakukan aksi demontrasi di PMKS PT. TBS Patiluban Mudik Kecamatan Natal, dalam hal ini seakan-akan proses hukum yang sedang berjalan tidak ada artinya.
Di samping itu, menurut humas PT TBS Ferdi matondang, lahan yang dikuasai PT TBS yang dipermasalahkan KUD Rimbo tuo ini berada di wilayah Desa Perbatasan Kecamatan Natal dan bukan di kelurahan Tapus,
Lahan tersebut diperoleh berdasarkan jual beli antara PT TBS dengan masyarakat desa perbatasan,
KUD Rimbo Tuo, yang menjadi dasar mereka mangklaim lahan tersebut diserobot PT TBS.
Humas PT TBS ferdi matondang merasa kecewa karena pihak kepolisian masih tetap memberikan izin demo ketiga yang dilakukan di lokasi pabrik kelapa sawit PT TBS, kenapa izin demo masih juga dikeluarkan sementara proses hukum sedang berjalan, ini yang dikesalkan oleh Ferdi Matondang.
Demo hari kemarinpun terlihat anarkis, dimana pagar pembatas di jebol (rusak) petugas keamanan dilokasi seakan seolah terjadi pembiaran.
Seharusnya polisi memberikan pemahaman agar sama sama tetap menunggu proses hukum, agar tidak terjadi aksi ke pabrik yang menyebabkan kerugian bagi kami,
Anggota Spti serta karyawan harian lepas Pt. Bahtera Srikandi yang mencari makan bekerja bongkar muat tbs harian, dikarenakan demo masyarakat hingga mereka tak dapat penghasilan yang mengakibatkan terancam belanja kami ujar anggota Spti Patiluban, mereka juga merasa takut akan keselamatan jiwa mereka (tim).