INFORMASI BUAT KEMENTERIAN PPPA RI : “KASUS BULLYING & PEMUKULAN DI SMK NEGERI 5 MERANGIN DIPANDANG HAL YANG BIASA ?!”

Merangin, 23/08/2024 Globalinvestigasinews.com

Sejak kejadian pada kamis 08/08/2024 perundungan yang di lakukan oleh siswa SMKN 5 Merangin yang berada di wilayah Merangin tepatnya di Desa Bukit Bungkul Kecamatan Renah Pamenang Merangin Jambi, sampai hari ini belum ada titik temu atau mediasi sebagai upaya baik yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap keluarga korban, bahkan menurut NBL salah seorang siswi yang di duga ikut dalam perundungan atas HMA, ketika di datangi di rumahnya di desa Lantak Seribu pada Jumat malam 23/08/2024 mengatakan bahwa kalau dirinya di larang oleh pihak sekolah untuk menemui orang Tua HMA, ” waktu saya mau ke rumah Bapak (orang tua HMA_red) saya tanyakan dengan maksud minta izin ke pak S (Waka Kesiswaan_red) saya di larang olehnya katanya dak usah karena ini urusan sekolah, ” tutur NBL yang di dampingi orang tuanya dan terlihat santai seperti tidak terjadi apa apa.

Bahkan ketika di tanyakan dan di terangkan perihal permasalahan yang menyangkut anaknya terkait perundungan di sekolah, orang tua NBL terlihat santai dan tenang tanpa ada beban, ” kenapa kamu ikut ikutan nak, ya kalau masalah ini biar selesai sama sekolah lah, ” ucap orang tua NBL kepada orang tua HMA.

Orang tua HMA sangat menyayangkan atas sikap dari pihak sekolah yang terkesan hanya membiarkan tanpa memberikan sangsi terhadap para siswanya yang telah melakukan perundungan ( Bullying), ” ndak usah kamu ke situ, kan orang tu juga sudah membuat laporan ke Polisi, biar polisi yang menyelesaikan,” ucap NBL menirukan ucapan Waka Kesiswaan juga guru guru yang lain.

” Sudah ada bapak Polisi juga datang ke sekolah, ya ngasih nasehatlah kalau tidak boleh ada dan terjadi bully di sekolah, ” lanjut NBL.

Menurut orang tua HMA, pihaknya sangat menyangkan pihak sekolah yang bersikap seolah melindungi dan terkesan membiarkan HMA menjadi korban dan menanggung sendiri derita akibat perundungan, ” mungkin kalau anak saya sampai matipun dak bakalan sekolah akan tanggung jawab, katanya ikut tanggung jawab sekolah, tapi sampai hari ini pihak sekolah belum ada yang menemui kami, hanya guru BK yang mendampingi siswa yang sekelas dengan anak saya, ” tutup orang tua HMA dengan kesal. (bersambung)
(fik)