Dukung Commander Wish Kapolda Banten, Kapolres Serang Gelar Ngariung Iman Ngariung Anan Bersama Pengusaha UMKM

SERANG – Global investigasi News.com – Dalam rangka mendukung commander wish Kapolda Banten dalam mengurangi angka pengangguran, Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko menggelar kegiatan Ngariung Iman Ngariung Aman dengan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pengrajin tas.

Kegiatan yang dikemas dalam program Polisi Peduli Pengangguran (Poliran) ini diadakan di Kampung dan Desa Kadugeunep, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, Rabu 16 Oktober 2024.

Dalam kegiatan silaturahmi tersebut, Kapolres Condro Sasongko didampingi Wakapolres Kompol Ali Rahman CP, Kapolsek Petir Iptu Erwan Nurwanda, Kasubsektor Iptu Maulana Ritonga serta personil Bhabinkamtibmas.

Menurut Condro, usaha pembuatan tas memiliki peluang bisnis yang cukup bagus karena banyak digunakan, baik oleh kalangan pelajar, swasta ataupun instansi pemerintah. Selain dapat meningkatkan ekonomi keluarga, juga bisa menyerap tenaga kerja.

“Usaha pembuatan tas ini memiliki peluang bisnis yang cukup bagus karena bisa digunakan seluruh lapisan masyarakat,” kata Condro Sasongko.

Kapolres mengatakan pihaknya mendukung penuh UMKM pembuatan tas. Kapolres mengatakan pihaknya akan membantu mempromosikan dan penjualan lewat koperasi Polres Serang. Dirinya juga akan mendorong seluruh satuan kerja (satker) untuk menggunakan tas produksi Kampung Kadugeunep.

Kapolres berharap dengan meningkatnya produksi tentunya akan menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.

“Saya mendukung penuh dan akan membantu memasarkan dan mendorong seluruh satker untuk menggunakan produk tas dari Kampung Kadugeunep. Jika nanti terjadi peningkatan produksi, saya harap ada penambahan tenaga kerja,” kata Condro Sasongko.

Kartini, salah seorang pemilik mengatakan industri pembuatan tas sudah berdiri sejak tahun 2002. Saat ini dirinya sudah memperkerjakan 15 orang yang merupakan warga Kampung Kadugeunep yang awalnya bekerja sebagai buruh konveksi di Jakarta.

“Karyawannya semua warga sini (Kadugeunep, red) yang dulunya bekerja konveksi di Jakarta. Jadi tinggal menyesuaikan saja, karena mereka sudah punya pengalaman bekerja diprofesi yang sama,” kata Kartini.

Kartini mengatakan bahwa pembuatan tas tidak berbeda jauh dengan proses pembuatan kaus. Hanya saja pembuatannya sedikit lebih rumit. Setiap pekerja memiliki tugas yang berbeda, dari membuat pola, memotong dan menjahit.

Kartini mengungkapkan permintaan produk tas miliknya masih dari dalam negeri dan permintaan masih didominasi dari Jawa Barat, Jakarta dan Banten, baik swasta maupun instansi pemerintah.

“Untuk harga disesuaikan dengan besar kecilnya. Tapi yang paling murah kisaran Rp 45 ribu hingga Rp 150 ribu,” jelasnya
(Ben/Him)