Globalinvestigasinews.Dompu. NTB.
Aroma ketegangan mengisi ruangan Sekcam Dompu pada Rabu pagi (6/11/2024) sekitar Pukul 10;30 Wita, saat puluhan warga Desa Karamabura berkumpul untuk memperjuangkan hak tanah mereka. Di tengah panasnya isu tapal batas kedua Desa yang bertetangga tersebut Polsek Dompu dan Camat Dompu menjadi tumpuan harapan terakhir masyarakat untuk meredakan konflik yang semakin memanas antara Desa Saneo dan Serakapi.
Wajah-wajah warga penuh harap namun tegang terlihat ketika Camat Dompu, Iksan S.Sos mengawali pembicaraan. Dengan suara lantang namun penuh kehati-hatian, ia mengucapkan terima kasih atas kesabaran masyarakat yang bersedia hadir, meski hati mereka terusik oleh sengketa panjang ini.
“Kami dari pihak kecamatan berjanji akan menuntaskan permasalahan ini. Kami segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Polsek Woja dan Camat Woja,” ujarnya tegas, sambil meminta masyarakat Karamabura untuk menahan diri agar situasi tidak semakin memanas.
Kemudian Kapolsek Dompu, IPDA Ade Helmi, berdiri mendampingi Camat Dompu, dengan ketegasan menyampaikan, bahwa pihak kepolisian akan mengawal kasus ini dan memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat, dan ia minta Jangan mudah terpancing oleh isu-isu liar. Kami akan memfasilitasi pertemuan berikutnya secepatnya demi kedamaian di wilayah kita,” katanya, menyusul beberapa anggukan setuju dari warga yang mulai merasa tenang meski konflik terasa masih jauh dari selesai.
Puncak ketegangan kembali terjadi saat Kepala Desa Karamabura, Jaharuddin, menyuarakan permintaan masyarakatnya bahwa So Ruhu Wau adalah wilayah lahan adat Karamabura. Suaranya bergetar, mencerminkan kepedihan dan amarah warga yang merasa wilayah mereka dirongrong oleh desa tetangga. Di sisi lain, perwakilan masyarakat pun menyampaikan kronologi yang mereka yakini sebagai awal mula sengketa.
“Lahan ini milik kami, tapi kini malah kami yang dikatakan melanggar,” ucapnya, dengan nada yang penuh kekecewaan.
Suasana semakin mengharukan ketika perwakilan masyarakat memohon kepada pemerintah untuk mengakhiri konflik yang telah membara sejak 2018. Dengan suara kencang ia mengatakan, “Jika So Ruhu Wau harus dibagi, kami terima, asalkan ada kejelasan. Kami hanya ingin keadilan dan kedamaian.”pintanya.
Pada akhirnya, pertemuan yang berlangsung hampir dua jam itu diakhiri dengan janji dari Camat Dompu untuk segera mengundang pihak-pihak terkait guna membahas kelanjutan konflik ini. Meskipun belum ada keputusan final, suasana terasa lebih tenang saat pertemuan usai pada pukul 11.40 WITA, berkat pengamanan ketat dari anggota Polsek Dompu yang memastikan situasi tetap terkendali dan aman, pungkas Kapolsek Dompu via kasi humas Polres Dompu. Jurnalis, Rdw/ddo.