Berita  

Proyek Rehabilitasi GOR Wujil Kabupaten Semarang Lancar dan Sesuai Progresnya

Kamis,7 Nov 2024

Semarang_Global INews Tv
Proyek Rehabilitasi Gedung Olahraga (GOR) Pandanaran, Wujil, Kabupaten Semarang, berupa perbaikan atap GOR, sejauh ini telah berjalan sesuai ketentuan.

Progres proyek dengan anggaran Pemkab Semarang sebesar Rp 1,5 Miliar dan waktu 90 hari tersebut, masih sesuai target.

Triyanto, Direktur CV Pelangi selaku penyedia jasa pekerjaan rehabilitasi atap GOR Pandanaran Wujil mengungkapkan, sejauh ini pekerjaan berjalan lancar tidak ada kendala, dan sesuai ketentuan.

Pengawasan dari pihak konsultan pengawas pun dilakukan dengan baik.

“Setiap hari kami selalu update setiap pekerjaan. Hingga hari ini, Rabu (6/11), progres pekerjaan telah mencapai 85 persen. Jangka waktu masih 25 hari lagi.
Sampai Sabtu (2/11) kemarin progres mencapai 78,13 persen.
Masih menyelesaikan dinding penutup samping atap (cladding) sisi timur sudah hampir 50 persen. Setelah cladding sisi timur selesai nanti tinggal cladding sisi barat,” kata Triyanto, di sela-sela memantau aktivitas para pekerja rehabilitasi GOR tersebut, Rabu (6/11).

Atas berita yang sempat beredar, yang menyebut bahwa pekerjaan tidak sesuai spesifikasi, proses pekerjaan tersebut tanpa pengawasan memadai, Triyanto menegaskan hal tersebut faktanya tidak terjadi.

Demikian juga anggapan bahwa para pekerja tidak mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) ketika bekerja, Triyanto dengan tegas membantahnya.

Triyanto menyayangkan pemberitaan tersebut tanpa melalui konfirmasi dengan dirinya selaku penyedia jasa.

Menurut Triyanto, para pekerja bekerja di ketinggian atap GOR, tidak mungkin jika tanpa APD, baik itu tali Sling, helm, maupun rompi. Para pekerja itu sendiri juga butuh keselamatan.

“Sudah tentu ketika beristirahat untuk makan, mereka tidak dalam kondisi bekerja, maka wajar jika APD-nya dilepas. Kalau kerja tetap pakai APD. Tapi kalau istirahat, makan siang saya kira di semua tempat ya tidak pakai APD. Ini hal yang logis kalau istirahat itu ya turun untuk makan, waktu makan tidak pakai APD. Itu hal yang logis. Pekerja itu ditemukan tidak pakai APD, karena memang posisinya sedang istirahat. Dia bisa makan di lantai bawah, dan kadang dibawa ke atas. Itu wajar. Karena dia turun, dia jarang untuk mau turun. Capek. Kadang istirahat juga diatas,” papar Triyanto.

Diapun mengaku kaget atas pemberitaan yang tidak disertai konfirmasi terhadap dirinya.

“Sebetulnya dari pihak saya sangat kaget karena tidak konfirmasi ke saya, untuk bertanya yang nyata itu bagaimana, kebenarannya bagaimana, itu tidak ada konfirmasi, tahu-tahu ada berita. Tapi kenyataannya di lapangan, Masalah K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja, red), saya juga tetap pakai, karena pekerjaan ini berisiko tinggi. Jadi aturannya tetap saya jalankan sesuai dengan ketentuan yang ada.
Bisa dilihat sendiri bahwa K2 tetap dipakai, ada helm, rompi, sepatu, dan tali pengaman.
Terus masalah pengawasan, saya bersama pengawas tetap standby di sini. Tapi walaupun tidak satu Hari, tapi minimal tetap ada dua tiga jam disini, cuman waktunya yang ndak tentu. Waktunya kadang bisa pagi, kadang bisa sore, kadang ya bisa malam. Karena disini kerjanya lembur. Jadi saya kadang sampai malam disini. Dan orang orang juga tidur disini. Itu yang Masalah pengawasan. Pengawasan tetap ada, dari saya selaku penyedia jasa maupun dari pihak konsultan pengawas,” papar Triyanto.

Adapun mengenai progres, Triyanto menegaskan bahwa sejauh ini tahapan pekerjaan sesuai dengan yang telah dijadwalkan.

“Masalah pelaksanaan, pelaksanaan saya Insya Allah juga tidak terlambat. Karena saya masih punya waktu antara 23 sampai 25 hari. Dan progres nanti bisa ditanyakan sama pihak pengawas. Karena pengawas yang punya kewenangan untuk membikin progres dan menentukan progres,” kata dia.

Disinggung tentang kualitas material, Triyanto menunjukkan bahwa pekerjaan atap GOR menggunakan material sesuai spesifikasi teknis.

Atap Galvalum merk Lysaght Bluescope Spandex optima colorbond ketebalan baja 0,35 mm BMT (base metal thickness), dengan daya tanggal produksi yang jelas tertera diblembaean spandex.

Adapun lapisan insulasi (lapisan bawah atap untuk menahan hawa panas, menggunakan jenis toilon, yang merupakan produk dari Thermotech, dengan tanggal produksi 03 09 2024 (3 September 2024).

Mengenai tudingan bahwa proyek tersebut justru banyak dikerjakan oleh tenaga dari luar kota, bukan 100 persen tenaga lokal warga Kabupaten Semarang, Triyanto menegaskan bahwa Pemasangan spandex atap maupun insulasi dikerjakan oleh tenaga ahli bersertifikasi dan berkompeten di bidang pekerjaan atap dengan ketinggian tertentu, dan dengan material atap dan insulasi yang memang harus dikerjakan oleh tanah ahli, bukan oleh sembarangan SDM.

“Mereka adalah tenaga ahli yang dikirimkan oleh pihak distributor produk atap tersebut, berkompeten di bidangnya. Sedangkan masalah kualitas, kualitas saya sesuai dengan spesifikasi semua. Itu bisa dilihat, bisa difoto, bahkan difoto itu bisa. Masalah tenaga. Kalau dari pihak tenaga itu kita memang membutuhkan yang punya spesifikasi. Karena ini termasuk pekerjaan spesifikasi.
Ini jadi dikerjakan oleh orang yang punya keahlian pada pemasangan atap. Dengan ketinggian tertentu. Karena tidak semua orang berani seperti itu., dan ini juga tenaganya bersertifikat. Supaya kita juga safety, aman, dan lain sebagainya kerja ya mantap. Itu kan memang orang yang harus punya keahlian,” papar Triyanto.

Dia optimistis, dengan progres waktu yang sudah dicapai sampai hari ini, dimana telah mencapai hampir 90 persen, maka pekerjaan keseluruhan bisa diselesaikan tepat waktu, yakni akhir November 2024, dengan hasil kualitas yang baik, sesuai standar dan sesuai kontrak kerja.

“Pengawas juga setiap hari mengawasi. Itu dasarnya foto-foto itu, laporan progres itu dilaksanakan setiap hari. Ada fotonya ada laporannya dilengkapi foto,” kata Triyanto.

DIBENARKAN OLEH PPKOM

Mengenai material pekerjaan yang sesuai spesifikasi serta progres yang masih sesuai jadwal, juga dibenarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom).

Anandha Wien Dinasty ST MSi. PPKom Disdikbudpora Pemkab Semarang mengungkapkan, sejauh ini Proyek Rehabilitasi GOR Pandanaran Wujil, Kabupaten Semarang dengan fokus pada perbaikan atap, masih sesuai ketentuan.

Nanda, demikian ia akrab disapa, menegaskan baik dari segi material bahan yang digunakan maupun progres pekerjaan, tidak ada masalah.

Adapun tentang standar keselamatan kerja, termasuk di antaranya penggunaan APD oleh para pekerja, Nanda mengatakan selaku PPKom, pihaknya tetap selalu mengingatkan agar prosedur dan perlengkapan keselamatan kerja selalu diperhatikanz demi keselamatan para pekerja itu sendiri. Apalagi proyek yang dikerjakan ini adalah di ketinggian, yaitu atap GOR.

“Kalau mengenai material itu tentu sudah sesuai kontrak, tidak ada yang masalah untuk material.
Mengenai APD, kami terus melakukan edukasi kepada para pekerja yang ada di lapangan supaya tetap mematuhi sesuai yang ada di dalam ketentuan,” kata Nanda, di sela-sela memantau pekerjaan rehabilitasi atap GOR Wujil.

Dikatakan Nanda, pekerjaan rehabilitasi ini menggunakan anggaran kurang lebih Rp 1,5 Miliar dengan waktu 90 hari.

“Rehabilitasi GOR Pandanaran Wujil Kabupaten Semarang, tapi fokus pekerjaannya ada di atap.
Akhir bulan November ini selesai.
Kami berterimakasih sekali atas semua masukan yang didapat dari masyarakat. Tentunya itu akan menambah perhatian kami terhadap pekerjaan disini. Karena kami harapkan pekerjaan sebaik-baiknya dan selesai tepat waktu sesuai yang ditetapkan.
Alhamdulillah sejauh ini proses pekerjaannya lancar, progresnya sangat menjanjikan dan kami harapkan dapat selesai tepat waktu,” tambah Nanda.

Dari pantauan di lapangan, Rabu (6/11), nampak sejumlah pekerja berada di ketinggian atap GOR Pandanaran Wujil Kabupaten Semarang. Mereka memasang cladding (bagian samping atap untuk menahan limpasan air hujan) bagian timur, lengkap dengan Alat Pelindung Diri (APD) yaitu helm, rompi, serta tubuhnya dilengkapi tali Sling sebagai tali penyelamat kerja. (*GIN_Bdj)