Berita  

Rangkuman Berita : DENNY JA MENGAJAK 200 ANAK-ANAK YATIM MENONTON TEATER

DENNY JA MENGAJAK 200 ANAK-ANAK YATIM MENONTON TEATER

Ada sesuatu yang berbeda di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 29 Desember 2024. Dalam pertunjukan teater anak-anak yang dipimpin oleh Jose Rizal Manua, lakon “Haiku” karya Putu Wijaya menjadi suguhan istimewa.

Namun, yang paling menarik perhatian bukan hanya panggung, melainkan para penontonnya.

Sebanyak 200 anak yatim dari 11 panti asuhan—baik Islam maupun Kristen—duduk rapi di barisan depan. Mereka mengenakan kaos seragam berwarna cerah dengan kutipan yang menyentuh hati, tertulis besar di bagian depan:

“Aku Cinta Membaca, karena di setiap halamannya, ada petualangan yang menungguku.”

Kutipan ini berasal dari Denny JA. Ternyata Denny JA Foundation, memfasilitasi kehadiran anak-anak ini untuk menikmati seni teater. Ini sebuah pengalaman yang jarang mereka dapatkan.

Ujar Denny JA, anak- anak sedini mungkin perlu diajak membaca, menikmati karya seni, termasuk teater yang sesuai dengan usia mereka.

Dalam sambutannya setelah pertunjukan teater, Denny JA berbagi cerita yang menginspirasi.

Ia memulai dengan kisah dua tokoh pemilik makanan yang pasti tak asing di mata anak-anak. Yaitu Kentucky Fried Chicken, dan pendirinya Kolonel Sanders. Juga McDonald dan pengembangnya Ray Kroc.

“Anak-anak yang hebat,” ucap Denny dengan senyuman hangat, “Hari ini saya ingin bercerita tentang dua orang luar biasa.

Mereka sama seperti kalian—pernah mengalami masa kecil yang sulit. Tapi mereka memiliki mimpi besar dan cinta pada membaca.”

Ia melanjutkan, menjelaskan perjuangan Colonel Sanders yang kehilangan ayah di usia 5 tahun. Ia harus bekerja keras sejak kecil, usia 12 tahun.

Ia mencoba berbagai pekerjaan seperti petani dan sopir truk.

Meski sering gagal, Sanders akhirnya sukses mendirikan KFC di usia 62 tahun. Baru di usia 62 tahun Kolonel Sanders sukses.

Begitu juga dengan Ray Kroc. Ia juga anak yang susah. Ia memulai karier sebagai penjual gelas kertas dan distributor mesin milkshake. Ia baru menemukan kesuksesan besar di usia 52 tahun saat mengembangkan McDonald’s.

Namun, apa rahasia mereka? “Mereka suka membaca,” ujar Denny.

Melalui kisah ini, Denny menyampaikan tiga pelajaran penting kepada anak -anak.

  1. Hidup Harus Punya Cita-Cita

“Cita-cita adalah peta dalam hidup. Tanpa peta, kita tidak tahu ke mana harus pergi. Kalau kalian ingin menjadi dokter, penulis, atau apa pun, cita-cita itulah yang akan membuat kalian semangat setiap hari.”

  1. Jangan Mudah Menyerah

“Setiap kegagalan adalah pelajaran. Lihatlah Sanders dan Kroc, mereka gagal berkali-kali tapi tetap bangkit. Sama seperti cerita Tom Sawyer yang selalu mencari jalan keluar dari kesulitan.

Jika kolonel Sanders mudah menyerah tak ada KFC. Jika Ray Kroc cepat menyerah tak ada McDonald seperti sekarang.

  1. Diawali dengan Senang Membaca

“Buku adalah jendela ke dunia. Membaca mengajarkan kita untuk bermimpi besar dan memahami kehidupan. Dengan membaca, kita bisa melihat dunia yang luas tanpa harus bepergian.”

Anak-anak yang hadir malam itu tidak hanya menikmati teater, tetapi juga membawa pulang pelajaran penting.

Denny JA berharap melalui seni dan membaca, mereka dapat menumbuhkan rasa empati dan keberanian untuk bermimpi lebih besar.

“Colonel Sanders dan Ray Kroc baru sukses di usia tua. Tapi kalian punya waktu lebih banyak. Mulai dari sekarang, ayo membaca, bermimpi besar, dan jangan pernah menyerah!”

Melalui inisiatif ini, Denny JA Foundation tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga membangun fondasi mimpi bagi anak-anak yatim.

Teater menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan mereka pada dunia yang lebih besar—tempat di mana mimpi, kegigihan, dan cinta membaca dapat mengubah hidup.

“Hidup ini adalah petualangan, dan kalian adalah pahlawan dalam cerita kalian sendiri.”

Dengan pesan ini, Denny JA mengingatkan kita semua bahwa setiap anak, tak peduli latar belakangnya, berhak memiliki mimpi besar dan kesempatan untuk meraihnya.***