KAB. BANDUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan langkah-langkah mitigasi dalam rangka perjalanan mudik dan balik Lebaran serta liburan ke lokasi wisata di Kabupaten Bandung tahun 1446 H/2025 M.
“Hal ini dalam rangka kesiapsiagaan bencana pada masa Idulfitri tahun 2025,” kata Bupati Bandung Dadang Supriatna melalui Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama, Jumat (21/3/2025).
Uka Suska mengungkapkan prakiraan daerah potensi banjir dan gerakan tanah, selain potensi dan historis bencana di jalur mudik dan wisata Kabupaten Bandung. Termasuk strategi kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bandung dan rekomendasi dan partisipasi masyarakat.
Kepala Pelaksana BPBD juga turut menjelaskan tingkat potensi banjir menengah di Kabupaten Bandung pada bulan Maret 2025, yaitu di Kecamatan Cicalengka, Cikancung, Cilengkrang, Cileunyi, Cimenyan, Ciwidey, Ibun, Kertasari, Nagreg, Pangalengan, Paseh, Pasir Jambu, Rancabali, dan Rancaekek.
“Potensi banjir rendah, yaitu di Kecamatan Arjasari, Baleendah,
Banjaran, Bojongsoang, Cangkuang,
Cicalengka, Cikancung, Cilengkrang,
Cileunyi, Cimaung, Cimenyan, Ciparay,
Ciwidey, Dayeuhkolot, Ibun, Katapang,
Kutawaringin, Majalaya, Margaasih,
Margahayu, Nagreg, Pameungpeuk,
Pangalengan, Paseh, Pasirjambu,
Rancabali, Rancaekek, Solokanjeruk,
Soreang,” jelasnya.
Uka Suska mengungkapkan potensi gerakan tanah di Kabupaten Bandung pada bulan Maret 2025, yaitu di Kecamatan Arjasari dan Banjaran dengan potensi menengah-tinggi dan berpotensi banjir bandang, dan memicu aliran bahan rombakan.
Sedangkan di Kecamatan Baleendah, Cicalengka, Cikancung, Cilengkrang, Cileunyi, Ciparay, Kutawaringin, Margaasih, Nagreg, Pacet, Pameungpeuk, Pangalengan, Paseh dengan potensi gerakan tanah menengah-tinggi.
“Kemudian di Kecamatan Cimaung, Cimenyan, Ibun, Kertasari, Majalaya, Pasirjambu, Rancabali, Soreang dengan potensi gerakan tanah menengah-tinggi dan berpotensi banjir bandang/aliran bahan rombakan,” tuturnya.
Uka Suska menjelaskan identifikasi jalur rawan bencana banjir yang dilalui para pemudik, yakni jalur utama
antar kabupaten/kota, sering padat
saat mudik.
“Jalur utama itu berpotensi terjadi kecelakaan, banjir, longsor, kepadatan
lalu lintas. Kemudian daerah rawan banjir yaitu di jalur nasional
Bandung-Garut, Nagreg dan
Kawasan Dayeuhkolot, selain daerah Bojongsoang dan Baleendah,” ungkapnya.
Namun perlu diketahui pula, kata Uka Suska, di kawasan jalan nasional Bandung – Garut kerap terjadi banjir dan angin kencang. Begitu juga di Jalan Rancaekek – Nagreg (Area PT. Kahatex Rancaekek). Ia menjelaskan Jalan Nasional Bandung – Garut rawan longsor, tepatnya di Jalan Rancaekek – Nagreg (Area Lembah Nagreg Heritage dan Lingkar Nagreg).
Ia turut menjelaskan jalur alternatif Ciwidey – Pangalengan (Jalan Gambung) yaitu rawan longsor, angin kencang dan pohon tumbang.
“Jalur alternatif Cikancung – Cijapati (Jalan Bandung – Garut vis Cijapati)
rawan longsor, angin kencang dan pohon tumbang,” katanya.
BPBD juga turut mengidentifikasi jalur rawan longsor, pohon tumbang dan angin kencang menuju kawasan wisata, yaitu di kawasan Cimenyan, Rancabali dan Pangalengan.
Menghadapi berbagai potensi dan kerawanan itu, ada strategi kesiapsiagaan yang dilakukan BPBD Kabupaten Bandung.
“BPBD melaksanakan pemetaan Posko siaga bencana, persiapan peralatan dan logistik siaga, pengerahan kesiapan personel dan relawan, sistem peringatan dini dan monitoring cuaca, dan koordinasi lintas sektor dalam penanganan darurat,” ujarnya.
Uka Suska mengutarakan rekomendasi dan langkah mitigasi dalam menghadapi potensi kerawanan tersebut. Bagi pemerintah, kata dia, melaksanakan penguatan infrastruktur, normalisasi drainase di jalur rawan banjir. Penguatan tebing di daerah rawan longsor dan pemasangan rambu peringatan bencana.
“Peningkatan kapasitas personil mulai pelaksanaan pelatihan penanganan darurat bagi petugas posko, dan simulasi evakuasi di jalur rawan bencana,” katanya.
Dikatakannya, sosialisasi kepada masyarakat, mulai dari pelaksanaan kampanye mitigasi bencana melalui media sosial dan publikasi peta jalur aman dan alternatif.
Rekomendasi dan langkah mitigasi bagi pemudik dan wisatawan. Mulai dari persiapan sebelum berangkat, periksa kondisi kendaraan dan stamina. “Hindari perjalanan saat cuaca ekstrem,” katanya.
Upaya yang perlu dilakukan, katanya, memilih jalur yang aman.
“Gunakan jalur yang direkomendasikan. Hindari jalanan berbukit saat hujan lebat,” ujarnya.
Ia menyebutkan selalu pantau informasi cuaca dan kondisi terkini.
Gunakan sumber resmi seperti BMKG dan BPBD.**