Labuha, Global Investigasi News – Aksi pemalangan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Halmahera Selatan kembali terjadi. Bakir Marengkeng, warga sekaligus pemilik lahan tempat berdirinya gedung DPRD Halsel, kembali memalang pintu masuk kantor tersebut pada Senin (28/09/2025). Namun, kali ini aksinya berbeda dari sebelumnya. Bila dulu ia menggunakan batang bambu sebagai simbol protes, kini Bakir menumpuk batu-batu besar di depan pintu masuk sebagai bentuk kekecewaan mendalam terhadap pemerintah daerah dan DPRD.29/9/2025
Pemalangan ini bukan kali pertama dilakukan Bakir. Ia mengaku sudah bertahun-tahun memperjuangkan hak atas tanahnya yang digunakan untuk pembangunan gedung DPRD Halsel, namun hingga kini tak kunjung mendapat penyelesaian atau kejelasan dari pihak pemerintah.
“Saya sudah terlalu sabar. Berkali-kali saya datang, mereka janji mau atur pertemuan dengan Bupati dan Wakil BupatiTapi sampai sekarang tidak pernah terealisasi. Saya merasa dipermainkan,” kata Bakir dengan nada kecewa.
Menurut Bakir, lahan yang saat ini menjadi lokasi kantor DPRD Halsel merupakan milik keluarganya dan telah digunakan oleh pemerintah daerah selama puluhan tahun tanpa ganti rugi yang jelas. Ia pun telah menyampaikan aspirasi dan tuntutan kepada pihak-pihak terkait, baik secara lisan maupun tertulis, namun tidak pernah ditanggapi secara serius.
“Katanya mau duduk bicara baik-baik, tapi malah saya diarahkan untuk ke kantor polisi. Bahkan, ada salah satu staf ahli yang bilang ke saya, kalau pak Bakir merasa di rugikan, palang saja. Jadi sekarang saya palang pakai batu. Biar mereka tahu ini bukan main-main,” ujarnya.
Aksi Bakir ini sempat mengganggu aktivitas kantor DPRD. Beberapa pegawai yang hendak masuk ke gedung sempat tertahan akibat tumpukan batu besar yang menghalangi pintu utama. Beberapa anggota DPRD yang dikonfirmasi memilih tidak memberikan komentar, namun salah satu staf menyebutkan bahwa masalah ini sudah menjadi perhatian pimpinan dan
(Tim/Red)












