GIN JATIM
BONDOWOSO, Dugaan penyebab keracunan massal program MBG Makan di Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, mulai mengerucut. Sebanyak 79 siswa mengalami gejala mual dan muntah setelah mengonsumsi susu kedelai merek Soy Milky pada Senin lalu.
Fokus kecurigaan kini mengarah pada alur masuknya susu kedelai tersebut ke dapur produksi tanpa prosedur yang semestinya. Produk diduga dikirim tanpa koordinasi maupun konfirmasi kepada pihak mitra yang bertanggung jawab atas pembelanjaan dan pengawasan kualitas.
Abah Angwar, Mitra SPPG Al Hidayah 3 Reces Rejogung sekaligus pengelola dapur MBG Sumberwringin, menegaskan bahwa insiden ini berawal dari miskomunikasi internal.
“Sangat benar sekali. Susu itu dibeli tanpa memberitahu mitra, tanpa konfirmasi. Biasanya ada konfirmasi dulu ke bagian belanja. Tapi kemarin tahu-tahunya susu kedelai sudah datang dan masuk ke dapur,” ungkapnya.
Menurut Angwar, siswa langsung mengonsumsi susu tersebut tanpa terlebih dahulu makan makanan yang cukup. Hal itu diduga memperparah reaksi yang muncul, mulai dari mual, pusing, hingga muntah berulang.
“Saya tanya ke beberapa pasien, mereka bilang sudah makan atau belum. Kebanyakan jawab langsung minum susu lalu muntah-muntah. Ada yang minum enam sampai delapan botol,” jelasnya.
Dalam mekanisme MBG, mitra SPPG seharusnya mengawasi kualitas bahan, melakukan pembelanjaan, dan memastikan seluruh proses berjalan sesuai standar. Namun pada kasus ini, seluruh alur berlangsung tanpa melibatkan mitra.
“Ini kemarin malah kebalik. Mitra hanya menunggu, yang belanja justru kepala SPPG. Padahal selama ini sudah berjalan lancar, mitra menjaga kualitas, sekolah juga nyaman,” katanya.
Angwar bahkan menyebut banyak sekolah sebelumnya menolak dipindah ke dapur lain karena menilai pelayanannya memadai. “Ada sekitar 15 sekolah yang membuat pernyataan, dari total 59 sekolah dengan sekitar 3.400 siswa dari KB, TK, SD, SMP hingga SMK,” ujarnya.
Terkait kondisi para siswa, Angwar memastikan seluruhnya telah membaik setelah mendapat penanganan medis. Ia juga turun langsung menemui keluarga korban untuk memastikan perkembangan kesehatan mereka.
“Sudah ditangani. Ada yang sudah kembali sekolah, ada yang tadi masih didampingi guru. Semua membaik,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa para keluarga tidak menyalahkan dapur SPPG karena produk yang diduga memicu keracunan bukan berasal dari dapur MBG.
“Tanggapan keluarga tidak menyalahkan dapur, karena sumbernya dari luar, dari supplier. Jadi bukan dari makanan. Minuman itu juga bukan diproduksi oleh dapur,” jelasnya.
Hingga saat ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan minuman, termasuk susu kedelai Soy Milky. Hasil tersebut akan menjadi dasar penetapan penyebab pasti insiden keracunan massal ini.
Sementara itu, pihak SPPG Al Hidayah 3 memastikan operasional program MBG kembali berjalan dengan pengawasan yang lebih ketat agar kejadian serupa tidak terulang.
pungkasnya
maski












