Dalam menunjukkan komitmennya untuk memperkuat sektor agroforestry berbasis kopi, Perum Perhutani (KPH) Bondowoso kembali memberikan hasil positif dengan semakin digeliatkan majunya produksi kopi rakyat yang mana dalam pengelolaan pihak Perhutani, ditandai dengan pelepasan ekspor kopi robusta dan arabika Bondowoso East Java Natural ke Australia. pada Jumat (05/12)
Misbakhul Munir selaku Pemangku kebijakan Perhutani KPH Bondowoso bersama Wakil Bupati Bondowoso, As’ad Yahya Syafi’i, secara resmi melepas pengiriman ekspor tersebut. Produk kopi yang diekspor merupakan hasil olahan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Doa Coffee yang dipimpin oleh Dhani Firsada, salah satu UMKM binaan Bank Indonesia yang selama ini konsisten dalam pengembangan kopi bernilai ekspor.
Seremonial pelepasan ekspor yang berlangsung di Bondowoso ini, dihadiri oleh Wakil Bupati Bondowoso, perwakilan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Pertanian Bondowoso, Muspika Maesan, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Ekspansi pasar terkait kopi ke Australia tersuplay dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kopi Wulan, Desa Tanah Wulan, Kecamatan Maesan, yang merupakan wilayah kerja Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tanah Wulan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bondowoso. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu sentra agroforestry kopi unggulan di bawah pengelolaan Perhutani.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Bondowoso, As’ad Yahya Syafi’i, menegaskan bahwa keberhasilan ekspor ini tidak terlepas dari pentingnya penguatan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Agroforestry antara petani dan Perhutani. Menurutnya, PKS merupakan instrumen kunci untuk memberikan kepastian hukum bagi petani dalam mengelola lahan.
“Kami mendorong para petani untuk segera melakukan PKS pengelolaan lahan dengan Perhutani. Dengan adanya PKS, petani mendapatkan kepastian legalitas, pendampingan, serta peluang memperoleh akses pupuk bersubsidi. Ini akan berdampak langsung pada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kopi ke depan,” ungkapnya.
Ditempat yang sama Administratur Perhutani KPH Bondowoso, Misbakhul Munir, menjelaskan bahwa Perhutani terus berkomitmen mendukung pengembangan agroforestry melalui pendampingan teknis, fasilitasi kemitraan, dan akses terhadap pasar yang lebih luas. Ia menyebut ekspor kopi kali ini sebagai bukti nyata keberhasilan sinergi antara Perhutani, pemerintah daerah, UMKM, dan para petani hutan.
“Kopi yang diekspor hari ini adalah hasil dari penerapan agroforestry yang baik dan berkelanjutan. PKS Agroforestry menjadi payung hukum yang memastikan tata kelola lahan berjalan sesuai aturan, sekaligus memberikan ruang bagi petani untuk meningkatkan produktivitas. Kami berharap semakin banyak petani melakukan PKS agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas,” ujar Munir.
Owner KUB Doa Coffee, Dhani Firsada, turut menyampaikan apresiasinya kepada Perhutani dan Bank Indonesia atas pendampingan yang diberikan dalam pengembangan UMKM kopi. Ia menilai bahwa ekspor ke Australia merupakan langkah besar bagi peningkatan daya saing kopi Bondowoso di pasar global.
“Ekspor ini adalah capaian penting bagi petani dan UMKM kopi Bondowoso. Sistem agroforestry yang dijalankan bersama Perhutani sangat membantu, mulai dari ketersediaan lahan, peningkatan kualitas panen, hingga pembukaan akses pasar ekspor. Kami berkomitmen menjaga kualitas dan terus memperluas jaringan pasar Doa Coffee, dan untuk selanjutnya melakukan Kerjasama Agroforestry agar petani bisa bekerja sesuai aturan” ujarnya.
Melalui pelepasan ekspor ini, Pemerintah Kabupaten Bondowoso dan Perhutani berharap semakin banyak petani yang terlibat dalam program agroforestry dan melakukan PKS, sehingga keberlanjutan produksi kopi serta kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dapat terus meningkat. (117)












