Berita  

Pembangunan Jembatan Gantung Jadi Prioritas TNI Bantu Siswa Mengakses Sekolah

JAKARTA — Global Investigasi News.com – Komandan Kodim (Dandim) 1412/Kolaka, Sulawesi Tenggara, Letkol Inf. Choky Gunawan menegaskan bahwa pembangunan jembatan gantung di sejumlah wilayah terpencil Kabupaten Kolaka Timur menjadi prioritas lanjutan setelah keberhasilan pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126.

Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk membuka akses anak-anak menuju sekolah melalui pembangunan jembatan gantung di wilayah-wilayah tertentu di daerah-daerah terpencil.

“Kemudian baru-baru ini juga ada program jembatan gantung untuk anak sekolah di Kolaka Timur. Ada beberapa sungai yang perlu kita perhatikan untuk buat jembatan gantung. Jadi, kita berpedoman kepada tugas pokok dulu, dan kita kolaborasi sinergi untuk bisa segera action dan hasilnya berdampak ke masyarakat langsung,” ujar Choky, dalam Kartika Podcast TNI AD, dikutip Minggu (14/12).

Choky menjelaskan bahwa TMMD ke-126 yang berlangsung selama satu bulan telah menyelesaikan sejumlah pekerjaan besar, termasuk pengerasan jalan 10,5 kilometer, pembangunan 12 deker, rehab jembatan, lima sumur bor, hingga perbaikan rumah tidak layak huni.

Seluruh capaian itu membawa Kodim 1412 Kolaka meraih tiga penghargaan, yakni Dansatgas Terbaik, Lomba Karya Jurnalistik (LKJ) Terbaik, dan Wartawan Elektronik Terbaik.

Namun, ia menegaskan bahwa masih banyak kebutuhan infrastruktur yang harus dikejar. Salah satu yang paling mendesak adalah akses aman bagi pelajar di pedalaman Kolaka Timur. Dia menilai jembatan gantung menjadi solusi ideal untuk wilayah dengan kontur sungai lebar, curam, dan rawan banjir.

“Jadi, kami tambahkan kondisi di sana karena memang daerah terpencil, jauh dari kota 100 km lebih, kemudian kontur medannya naik turun juga, jalannya rusak, sehingga harga di desa-desa tersebut tinggi,” ungkapnya.

Choky turut menjelaskan bahwa kondisi jalan rusak membuat biaya hidup masyarakat sangat tinggi. Karena itu, pembangunan jembatan gantung dan peningkatan akses desa dinilai menjadi kebutuhan mendesak.

“Contoh beras di kota Kolaka Timur mungkin Rp 600 ribu, di sana sudah sampai Rp 1 juta. Dan semua bahan makanan juga tinggi, sehingga mereka bertanam untuk makan sendiri. Ongkos mereka untuk naik turun dari desa tersebut ke kota, itu satu kali jalan Rp 100 ribu sampai Rp150 ribu,” katanya.

Ke depannya, dia berharap ada dari kementerian dan pihak lain untuk ikut membantu perbaikan jalan.

Choky juga menceritakan bagaimana masyarakat ikut terlibat penuh selama pembangunan jembatan dan jalan. Keterlibatan masyarakat ini menjadi bukti kuat kemanunggalan TNI dan rakyat dalam membangun desa.

(Ben/Him)