Rempah tersebut dari pedalaman Singkil, dibawa melalui sungai untuk dijual ke kapal-kapal dari berbagai belahan dunia yang sandar di pelabuhan Singkil Lama, kota yang kini hilang akibat fenomena alam.
Memasuki era modern tahun 70-an sampai 80-an sungai Singkil, posisinya tetap penting sebagai jalur mengangkut kayu log untuk dibawah ke pelabuhan Pulo Sarok, sebelum diekspor ke berbagai negara.
Bukan hanya soal perdagangan sungai Singkil, memiliki peran penting dalam kebudayaan serta penyebaran agama Islam di Nusantara dan tanah Melayu.
Dari peradaban sungai Singkil, muncul dua tokoh ulama yaitu Syekh Hamzah Fansuri dan Syekh Abdurrauf As Singkily.
Untuk budaya peradaban sungai Singkil, melahirkan gegunungan sebagai moda transportasi khusus para raja mengarungi sungai.(*)












