KENDAL – GLOBALNNESTIGASI GINEWS TV Pemerintah Kabupaten Kendal semakin serius membuka pintu diplomasi dagang dengan Jepang. Hal itu menjadi tindak lanjut pertemuan bilateral sebelumnya dengan Pemerintah Kota Sue Machi. Dua komoditas lokal yang kini diprioritaskan dalam kerja sama tahap awal adalah udang vaname dan kopi.
Bupati Kendal Hj .Dyah Kartika Permanasari S.E M.,M menegaskan bahwa kolaborasi ini dimulai dari sektor perikanan dan pertanian. Dalam waktu dekat, jajaran Pemkab akan melakukan peninjauan langsung ke lokasi tambak guna melihat kesiapan budidaya udang vaname di kawasan pesisir. “Besok kami akan meninjau tambak untuk memastikan potensi serta skema kerja samanya,” kata Mbak Tika Rabu (26/11/2025).
Selain vaname, Pemkab juga menyiapkan kopi lokal sebagai komoditas ekspor unggulan. Dukungan terhadap petani kopi dan pelaku UMKM menjadi fokus agar standar mutu dan kapasitas produksi mampu memenuhi permintaan pasar Jepang. Kerja sama ekspor kopi diharapkan dapat memperkuat mata rantai perekonomian dari hulu hingga hilir di tingkat desa.
Sebelumnya, wacana kerja sama juga sempat mengarah pada skema pengiriman pekerja migran di sektor industri perkayuan menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja di Sue Machi. Namun, setelah rangkaian workshop dan tinjauan kebutuhan terkini, peluang tersebut justru mengerucut pada opsi ekspor produk lokal dari Kendal ke Jepang. “Kemungkinan mereka justru akan mengekspor produk yang ada di sini,” ujar Dyah Kartika.
Dalam konteks penguatan sumber daya manusia, Dyah menaruh optimisme besar pada program unggulan Satu Desa, Satu Sarjana (SDSS). Lulusan program ini diharapkan kelak mampu menopang daya saing sektor produksi, baik dalam budidaya vaname, kurasi kopi, maupun penguatan kualitas ekspor produk lokal. Hal ini juga dikaitkan dengan kapasitas pendidikan Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurnika) Kendal.
Kunjungi Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu (Polifurnika) Kendal
Sementara itu, Wali Kota Sue Machi, Jepang, Shuichi Hitamatsu mengaku terkesan dengan kualitas produk lokal Kendal, khususnya dari workshop Polifurnika yang ia kunjungi. Ia juga menyoroti dukungan keahlian internasional, termasuk kolaborasi dengan pihak Swiss dalam peningkatan mutu produksi. “Produknya sangat bagus, profesional sekali. Sistem peningkatan SDM-nya juga sangat baik,” kata Hitamatsu.
Meski demikian, Hitamatsu menekankan pentingnya prioritas penyerapan tenaga kerja di dalam negeri. Ia mendorong lulusan Polifurnika agar lebih dulu terserap di pasar domestik untuk menguatkan perekonomian Indonesia. “Menurut saya, lulusan bisa bekerja dulu di Indonesia. Jika nanti masih ada sisa, barulah bisa kolaborasi dengan kami di Jepang,” pungkasnya.












