Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara pada 29 November 2025 masih menyisakan duka mendalam bagi para petani di Kabupaten Deli Serdang. Selain rumah dan fasilitas warga terdampak, lahan pertanian di kawasan tersebut juga mengalami kerusakan parah akibat tergerus air.
Tokoh petani setempat, Abah Restu, mengungkapkan bahwa kondisi ini semakin memperburuk situasi ekonomi petani. Banyak dari mereka sebelumnya terpaksa meminjam modal dari bank maupun pihak lain untuk musim tanam, namun kini lahan pertanian hancur dan dipastikan gagal panen.
“Yang ironis, ada petani yang meminjam uang untuk biaya tanam. Sekarang mereka kebingungan bagaimana membayar cicilan karena tanaman padinya rusak. Lahan persawahan hancur diterjang banjir,” ujar Abah Restu kepada awak media, Selasa (2/12/2025).
Ia berharap pemerintah, terutama Kementerian Pertanian, hadir memberikan solusi nyata agar para petani tidak semakin terpuruk. Menurutnya, kerusakan yang dialami tidak hanya pada rumah dan perabotan, namun juga menyangkut mata pencaharian utama para petani.
“Dinas terkait diharapkan turun langsung melakukan pendampingan dan penanganan pasca bencana agar petani tidak menghadapi masalah tambahan ” kata Abah Restu.
Selain kerusakan lahan, para petani juga menghadapi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) akibat terputusnya pasokan selama banjir. Kebijakan larangan pembelian BBM menggunakan jerigen di SPBU juga menjadi kendala bagi petani yang membutuhkan BBM untuk mengoperasikan alat mesin pertanian (Alsintan).
“Kalau sekarang beli BBM tidak boleh pakai jerigen, apakah mungkin alsintan dibawa ke SPBU?. Untuk nelayan saja ada SPBU khusus, harusnya pertanian juga ada,” ujar Abah Restu.
Menurutnya, pasca banjir ini kebutuhan BBM petani semakin mendesak, terutama untuk mengoperasikan pompa air dalam proses pengeringan lahan yang masih terendam. Kerugian yang diderita petani bukan hanya materi, tetapi juga tenaga dan mental.
Abah Restu berharap semua pihak dapat bersinergi menangani dampak bencana di sektor pertanian, termasuk rekonstruksi lahan yang rusak berat dan upaya penyelamatan masa tanam berikutnya.
“Kami meminta pemerintah segera memberikan bantuan dan pemulihan lahan pertanian yang dipastikan gagal panen,” tegasnya.












