Berita  

Evakuasi Warga Dipercepat Bupati Bandung Ingatkan Bahaya Perusakan Hutan.

Kabupaten Bandung – Bupati Bandung Dadang Supriatna meninjau langsung lokasi bencana longsor di Kampung Condong, Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, yang terjadi pada hari kemarin Jumat (5/12/2025) sore.

Longsor tersebut mengakibatkan tiga warga tertimbun material dan dua rumah rusak berat.

Bupati Dadang didampingi Kepala BPBD, Sekretaris Daerah, Kapolsek Arjasari, Kepala Desa, Camat Arjasari, Basarnas, serta unsur TNI, POLRI dan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

“Kami mendapat laporan sekitar pukul 17.00 WIB setelah terjadinya longsor. Tim BPBD langsung merespons dari Posko Baleendah. Namun proses evakuasi tidak dapat dilakukan pada Jumat sore karena minimnya penerangan dan kondisi tanah yang masih sangat labil,” ujar Bupati.

Bupati Dadang membenarkan terdapat tiga korban hilang yang sudah teridentifikasi:
Aisyah (60 tahun), Citra (20 tahun), Alfa (10 tahun)

Dua korban diperkirakan tertimbun di area rumah, sementara satu korban anak-anak diduga berada di sekitar bantaran sungai.

“Ada dua titik pencarian. Kondisi tanah masih labil sehingga penanganan harus dilakukan secara hati-hati,” jelasnya. Sabtu (06/12/2025).

Bupati Dadang menginstruksikan agar seluruh warga di zona rawan segera mengungsi ke rumah kerabat atau tempat yang lebih aman. Bila tidak memungkinkan, pemerintah desa diminta menyiapkan tenda darurat dan BPBD diminta mempersiapkan logistik.

Kapolsek Arjasari juga telah menetapkan garis polisi dan membatasi akses masyarakat ke lokasi pencarian.

“Hanya petugas yang berkepentingan yang boleh masuk ke area pencarian. Ini demi keselamatan bersama,” tegas Bupati.

Basarnas bersama tim gabungan menurunkan sekitar 100 personel dari berbagai instansi serta relawan.

Bupati menjelaskan bahwa penggunaan alat berat belum memungkinkan karena kondisi tanah yang rentan longsor susulan.

“Alat berat sebenarnya sudah siaga, namun masuknya berisiko memicu longsoran tambahan. Untuk sementara pencarian dilakukan secara manual,” ujarnya.

Tim gabungan telah menyiapkan sekitar 100 cangkul, 4–6 unit mesin Alkon, dan peralatan pendukung lainnya.

Perwakilan Basarnas, Nova, mengatakan bahwa pemantauan dari udara menunjukkan kondisi tebing dan struktur tanah yang sangat berbahaya.

“Situasinya cukup ekstrem. Kami perlu memperhatikan risiko-risiko sebelum tim masuk ke lapangan. Kami berupaya maksimal dengan sumber daya yang ada, tetapi keselamatan petugas tetap prioritas,” kata Nova.

Pemerintah Kabupaten Bandung telah mengeluarkan surat penetapan status Tanggap Darurat Bencana terhitung 5–14 Desember 2025, mengingat saat ini 15 kecamatan di Kabupaten Bandung terdampak bencana akibat cuaca ekstrem.

Bupati juga mengimbau masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas yang dapat memperparah kerusakan lingkungan.

“Kepada pihak yang masih melakukan perusakan hutan, saya tegaskan: hentikan! Ini memperbesar risiko bencana,” tegasnya.*