JAKARTA – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo turut berduka cita atas wafatnya tokoh senior bangsa sekaligus tokoh senior Partai Golkar, Fahmi Idris, yang wafat pada Minggu (22/5/22), sekitar Pukul 10.00 WIB di RS Medistra, Jakarta. Dirinya mengenang almarhum Fahmi Idris yang pernah menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar di MPR RI ini sebagai sosok yang menginspirasi, baik sebagai pengusaha, politisi, pejabat pemerintahan, hingga sebagai akademisi.
“Jauh sebelum terkenal sebagai politisi, Fahmi Idris terlebih dahulu terjun menjadi pengusaha sejak tahun 1967. Bersama rekan-rekannya dari aktivis Eksponen 66, beliau mendirikan PT Kwarta Daya Pratama pada tahun 1969. Di periode tahun 1979, almarhum turut melahirkan dan menjadi Direktur Utama Kongsi Delapan (Kodel Group), sebuah perusahaan konglomerasi yang ia dirikan bersama beberapa tokoh seperti Aburizal Bakrie, Soegeng Sarjadi, Abdul Latief dan Pontjo Sutowo. Keberadaan Kodel Group yang mengelola usaha agrobisnis, perdagangan, perbankan, perminyakan, hingga hotel, sangat membantu membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat, termasuk menguatkan perekonomian nasional,” ujar Bamsoet saat memberikan sambutan pelepasan jenazah Almarhum Prof Dr Fahmi Idris ke pemakaman mewakili keluarga sekaligus pimpinan Institusi MPR/DPR/DPD RI, tempat dimana almarhum pernah mengabdikan diri sebagai politisi sebelum menjadi Menteri di rumah duka di Kawasan Mampang Prapatan Jakarta, Minggu (22/5/22).
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, kepiawaian Fahmi Idris dalam berbisnis tidak lepas dari kepiawaiannya membangun jaringan sejak mahasiswa. Tercatat almarhum pernah aktif sebagai pimpinan Himpunan Mahasiswa Islam, Ketua Senat Fakultas Ekonomi UI (1965-1966), dan Ketua Laskar Ampera Arief Rachman Hakim (1966-1968). Tidak heran jika Fahmi juga pernah dipercaya menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR) dari kalangan mahasiswa (1966-1968).
“Pada 3 Maret 1986, di hadapan Ketua Umum Golkar Sudharmono, Fahmi Idris bersama sejumlah eksponen 66 menyatakan dirinya secara resmi masuk Golkar. Karena kepiawaiannya di dunia ketenagakerjaan, perindustrian, dan perekonomian, tidak heran pada saat reformasi 1998 bergulir, Fahmi Idris dipercaya oleh Presiden BJ Habibie sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (21 Mei 1998-20 Oktober 1999). Kemudian dalam pemerintahan Presiden SBY, Fahmi Idris juga kembali dipercaya menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (20 Oktober 2004 – 5 Desember 2005), serta Menteri Perindustrian (5 Desember 2005 – 20 Oktober 2009).
Wakil Ketua Umum SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, sosok Fahmi Idris juga dikenal sangat ‘haus’ ilmu pengetahuan. Pada 9 April 2022 lalu, Fahmi Idris dikukuhkan sebagai Profesor dalam rapat senat terbuka civitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP), setelah sebelumnya menyampaikan orasi Ilmiahnya berjudul ‘Penguatan Humanistic Management Model Dalam Organisasi Bisnis’, dengan Sub Tema ‘Meraih Kesuksesan Dengan Memanusiakan Manusia’.
“Walaupun sosok Fahmi Idris tidak lagi bersama kita, namun jejak pengabdian, pengetahuan, kerja keras dan semangatnya tetap akan hidup menemani kita semua. Sosok Fahmi Idris telah menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi keluarganya pribadi maupun keluarga besar Partai Golkar, melainkan juga menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Almarhum telah mengajarkan dan menunjukan kepada kita, bahwa kesuksesan tidak bisa diraih secara instan. Butuh konsistensi dan kerja keras. Lebih penting lagi, dalam meraih kesuksesannya tidak bisa dilakukan seorang diri melainkan butuh kerjasama dengan berbagai pihak. Selamat jalan Bang Fahmi. Semangat perjuangan dan keteladanmu tetap membara di dada kami,” pungkas Bamsoet. (*)