Berita  

DR. MUSLIM, KADIS KOMINFO PROPINSI KALSEL DAMPINGI KEPALA PERWAKILAN BKKBN KALSEL DI ACARA JUMPA PERS MENGENAI STUNTING

Banjarmasin, Global investigasi news com

Permasalahan Stunting saat ini masih viral di Indonesia.
Tentunya percepatan penurunan stunting menjadi kerangka aksi nasional.
Ada 3 propinsi di Indonesia saat berita ini terexspose yang dikategorikan penurunan stuntingnya sudah kategori terbaik yakni, propinsi Kalimantan selatan,propinsi Sumatra Selatan dan propinsi Sumatra Utara

Untuk menindaklanjuti Peraturan
Presiden No 72 Tahun 2021, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) H.Ir Ramlan MA yang akrab di sapa Ramlan dikemukakan disaat menggelar acara jumpa pers.
Dan juga akan membentuk bagi Jurnalis yang hadir diruangn ini dari nama Forum Koordinasi Jurnalis BKKBN akan dijadikan Press room BKKBN KALSEL dan ini disambut gembira oleh rekan jurnalis yang hadir dan mendapat respon positip serta diappreasi langsung oleh H.Dr.Muslim selaku kadis Kominfo propinsi Kalimantan selatan dan Dedy Ary selaku Satgas stunting propinsi Kalimantan selatan,di ruang rapat kantor BKKBN Kalsel di Jalan Gatot Subroto Banjarmasin.
Yang dihadiri insan pers dari berbagai mas media lokal dan nasional yang diundang pihak humas setempat pada hari Jumat (15/8/2023).

Selanjutnya Kepala BKKBN Kalsel
Ir. H.Ramlan, MA mengungkapkan, bahwa percepatan penurunan stunting, khususnya di Kalsel perlu melibatkan multisektor dan multi pihak, salah satunya media massa untuk menyampaikan pesan, pemikiran, harapan dan pembelajaran bagi semua pihak untuk dapat berkolaborasi, sehingga penurunan stunting di Kalsel dapat turun secara signifikan.

Ramlan juga menyampaikan, bahwa sementara ini stunting di Kalsel sudah turun sekitar 5,4 persen, dari 30 persen menjadi 24,6 persen.

“Kami berharap dengan mengadakan forum koordinasi jurnalis ini untuk berkolaborasi dengan melalui pemberitaan, sehingga penurunan stunting di Kalsel lebih cepat lagi turun nya” harap Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel itu yang juga mengundang Kepala Dinas Kominfo Kalsel, Dr.Muhammad Muslim.

Disampaikan Ramlan, bahwa salah satu faktor penyebab stunting masih tinggi adalah masyarakat masih banyak mengkonsumsi air tidak bersih dan juga masih banyak menggunakan jamban terapung.

Disebutnya, salah satunya di daerah Alalak, juga wilayah Batola seperti Tabunganen, Kuripan, dan wilayah Aluh – Aluh. Kemudian daerah Tapin, seperti Margasari, dan juga daerah Negara di Hulu sungai selatan ( HSS)

Kemudian masyarakat yang tinggal di tepian sungai masih budaya mengkonsumsi air sungai yang jamban mereka masih terapung, dan bahkan rumah mereka banyak tidak layak huni, dan juga akibat kawin muda.

Selain itu, Ramlan juga membeberkan terkait anggaran penurunan stunting yang disampaikan oleh Dirjen Perbendaharaan, bahwa dana penurunan stunting dari APBN yang digunakan oleh dinas atau instansi daerah hanya 52 persen termanfaatkan.

“Jadi 48 persen belum termanfaatkan. Hal ini sangat disayangkan sekali. Saya juga sangat kaget mendengar apa yang disampaikan oleh Dirjen Perbendaharaan kepada saya,” ungkap Ramlan.

Menurutnya, sisa anggaran dana tersebut bisa digunakan untuk pencegahan dan penurunan stunting, seperti penanggulangan air bersih, sanitasi dan lain sebagainya.
Ditambahkan oleh Muslim kadis Kominfo propinsi Kalsel mengatakan,bahwa para jurnalis sangat berperan dalam hal stunting ada 5 pilar yakni dipilar kedua dan ke 5.
Melalui pemberitaan itu publik akan merasa tereducation tahu apa pengertian dari stunting bagaimana cara mencegah dan mengobatinya dan apa saja akibatnya jika itu dibiarkan begitu saja,sedangkan pada tahun 2045 nanti Indonesia sudah memasuki tahun emas beber Muslim.
Dalam kesempatan itu ada seksi tanya Jawab dari tiga orang penanya dari pihak jurnalis salah satunya dari yuday dari awak media ini yang juga ketua Forum jumpa pers Kalimantan selatan ( FJPK)

Adapun yang ditanya kepada pihak permateri yakni, apakah benar dengan kurang berminatnya masyarakat khusus para ibu_ibu ke Posyandu menjadi salah satu penghambat lajunya perbaikan stunting?
Dan bagaimana respon bapa terhadap bapa Asuh yang telah peduli terhadap anak stunting yang tersebar di 13/ kabupaten kota sekalimantan selatan khususnya
Alhamdulilah karena sudah dijawab oleh ke tiga Nara sumber dengan baik dan memuaskan.
Bahkan kesimpulan jawaban oleh pa Ramlan supaya para peminat ibu ibu ke pos yandu haruslah di beri makanan yang bervariasi janganlah Bubur melulu itu salah satu item membuat ibu Lansia maupun anak anak timbul gairahnya untuk datang ke pos yandu,

Dan terhadap adanya pa asuh bagi anak stunting dan ibu Hamil segenap pihak kami mengucapkan ribuan terimakasih atas kepeduliannya baik itu secara pribadi maupun secara instansi perusahaan tidak dapat disebutkan satu persatu’ bahkan ada yang membantu secara rutin.
Dan juga terhadap Banjarmasin post program dua telur ternyata itu sangat familiar pungkas Ramlan ( yuday)