Berita  

“GURU SAHABAT SISWA”, (Trauma Healing Pasca Covid-19)

Pati – Jawa Tengah

Learning loss adalah kondisi hilangnya sebagian pengetahuan dan keterampilan dalam perkembangan akademis yang dialami siswa. Selama pandemi, kondisi itu terjadi dikarenakan semua orang beradaptasi dengan perubahan, termasuk siswa.
Kebiasaan seperti itu menciptakan masalah baru dalam dunia pendidikan, tidak bisa lepas dari penggunaan HP, merupakan masalah terbesar di sekolah secara umum. Hal ini berawal dari proses pembelajaran secara online pada waktu terjadi wabah covid’19 yang merusak seluruh system kehidupan. Terutama psikis siswa-siswi, akibat dari seringnya penggunaan HP, membuat trauma tersendiri pada siswa.

Trauma berarti sakit atau syok yang seringkali berhubungan dengan fisik ataupun juga berhubungan dengan mental dalam bentuk syok emosi yang menghasilkan gangguan lebih kurang tentang ketahanan fungsi-fungsi mental. Giller (2018) mendeskripsikan “A traumatic event or situation createspsychological trauma when it overwhelms the individual’s ability to cope, and leave that person fearingdeath, annihilation, mutilation, or psychosis”. “peristiwa atau situasi traumatis menciptakan trauma psikologis ketika hal itu menguasai kemampuan individu untuk mengatasinya dan membuat orang tersebut takut akan kematian, pemusnahan, mutilasi, atau bahkan mengalami psikosis”. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa Trauma psikologis merupakan pengalaman individu atau kondisi yang sedang dialami, dimana individu tersebut merasa kewalahan secara emosi, kognitif, dan fisik sehingga kemampuan untuk mengatasi kondisinya terganggu. bahkan dia sulit untuk mengatasi fikiranya sendiri.

Dua tahun Indonesia dilanda wabah Corona Virus-19. Wabah telah memberikan dampak besar di semua sektor kehidupan, baik pemerintahan, pendidikan, perusahaan, dan aktivitas sosial masyarakat secara umumnya. Utamanya pada anak-anak banyak dijumpai mengalami gejala traumatik. Program GURU SAHABAT SISWA ini bertujuan untuk meningkatkan literasi tentang perlakuan trauma pasca pandemi pada anak melalui penyuluhan kepada siswa dan orang tua di lingkungan SMPN 1 Gembong .

Program GURU SAHABAT SISWA menerapkan salah satu sarana untuk menciptakan relasi yang positif serta meningkatkan kemampuan anak baik secara kognitif maupun emosi dapat dilakukan melalui literasi (DolezalSams et al., 2009). Litearsi ini juga dapat membantu kita dalam meningkatkan prestasi menulis, mendengar.
Sekali lagi akibat dari terlalu lama menjalani pembelajaran online, sebagian besar anak-anak mengalami learning loss. Begitu juga dengan orang tua, mereka banyak mengeluhkan beban yang berat karena tidak terbiasa ataupun bahkan belum memiliki kesiapan mendampingi belajar anak secara intens di rumah. Situasi tersebut tak berbeda dengan yang dialami oleh anak-anak di SMPN 1 GEMBONG.

Kehidupan umat manusia saat ini yang dimanjakan dengan berbagai teknologi canggih mengakibatkan sebagain masyarakat terjebak pada hoax, yaitu kabar burung atau informasi palsu atau berita-berita yang tidak benar. Masyarakat yang terjebak pada hoax seringkali disebabkan tidak melakukan verifikasi kebenaran, tidak cukup referensi untuk melakukan verifikasi, rasa malas untuk mengetahui yang sesungguhnya, menguatnya mental pragmatis, dan melemah nya cara berpikir ilmiah.

Oleh karenanya, berkembanglah dengan apa yang disebut post truth era, yaitu suatu masa dimana kebenaran bukan lagi menjadi yang utama namun lebih mengarah pada kelekatan emosional dari suatu informasiyang disampaikan.

Penyelesaian masalah di atas harus selalu dikawal, dengan memberi motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri anak yang seringkali mengarah pada penguasaan suatu pengetahuan ataupun keterampilan. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat dari pengaruh lingkungan anak seperti dalam bentuk penghargaan dan penerimaan. Dalam hal ini, orang tua perlu peka terhadap respon anak terkait tindakan-tindakan anak yang mengarah pada pencapaian prestasi. Penghargaan orang tua diperlukan namun tetap dalam kapasitas untuk menjaga motivasi belajar anak.

Penerapan GURU SAHABAT SISWA yang berfokus pada literasi ini diharap siswa bisa healing bersama-sama, sedikit-demi sedikit bisa melepaskan ketergantungan terhadap HP. (Pati, Februari 2024)

Penulis : Dian Ayu Afiliasari, S. Pd Guru SMP N 1 Gembong
Pati