Berita  

MENELISIK KEHIDUPAN WONG CILIK DI KOTA SANTRI “PENGHASILAN DARI PARKIR TAK PERNAH MAMPIR” ???

MENELISIK KEHIDUPAN WONG CILIK DI KOTA SANTRI
‘PENGHASILAN DARI PARKIR TAK PERNAH MAMPIR’ ???
(Bagian – 1)

Pembaca terhormat .Pribahasa mengatakan Hidup adalah perjuangan, Hidup tidak karena Doa, Mati tidak karena Sumpah.Berikut ini wartawan Global News investigasi menyelusuri celah hidup dan kehidupan yang disandang komunitas akar rumput di Kabupaten Pandeglang secara bersambung.Dari getirnya perjuangan guna meraih mimpi-mimpinya di era milenial ini, semoga ada pelajaran berharga yang dapat kita petik besama.
Pandeglang

Laki-laki itu bernama jaka,dari usia yang disandangnya ia mengatakan pada penulis sudah 46 Tahun.setiap pagi tepat pukul 6.00 Wib Jaka harus berada di sebuah emperan milik WNI Keturunan di Pasar Baru Desa Labuan Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang, guna mengatur Kendaraan roda dua yang datang dari berbagai arah,dari emperan itulah jaka memarkirkan Kendaraan yang ditinggalkan belanja oleh pemiliknya.Sebut saja profesi Jaka sebagai tukang parkir modalnya adalah kejujuran dan keuletan,sebagai tukang parkir tentu saja tidak sedikit tantangan dan kendala yang Ia hadapi,selain harus bisa memenuhi target uang setoran pada pengelola dalam setiap harinya,tak jarang pula Jaka harus menelan ludah manakala pemilik kendaraan yang ia parkir sang pemilik hanya sebatas mengucapkan Terima kasih, tanpa satu gobangpun jasa parkir yang di perolehnya.

Berapa penghasilan tiap hari yang dia bawa untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama isteri dan kedua Anaknya.’Dari sisa bersih Saya paling bisa mengantongi antara Rp 40 Ribu sampai Rp 50 Ribu itupun kalau cuaca kalau lagi cerah dan yang berbelanja cukup banyak,sebaliknya kalau cuaca turun hujan di tambah sang pemilik emper bongkar barang .Saya harus ekstra hati-hati lantaran lahan miliknya di gunakan untuk parkir kendaraannya pula, bisa dibayangkan berapa rupiah penghasilan yang Saya bawa jika menemukan hal seperti itu,yah … paling Rp 30 Ribu .’ Urai Jaka.Namun ada nilai plus dari sosok Jaka,dirinya kerap kali dimintai jasanya untuk membantu pedagang-pedagang kecil di seputar lahan yang ia garap.’Lumayanlah buat nambah-nambah beli kopi.’tukas jaka.

Pukul 9.30 suasana Pasar Baru mulai sepi,Para pedagang diseputar lahan parkir Jaka lebih banyak berdiam diri ketimbang sibuk melayani pembeli,sementara Jaka pu demikian sudah tidak ada lagi Motor yang diparkir ,Jaka pun harus pulang menemui keluarganya,’Hari ini Saya Cuma dapat Rp 40 Ribu diluar uang setoran dan cicilan pinjaman pada Bank keliling ,ya lumayan buat kebutuhan di Dapur dan jajan Anak, hanya saja kalau untuk disimpan atau di tabungkan tidak mungkin ada‘ Terang Jaka.

Hal yang paling sulit adalah keputusan untuk bertindak,sisanya hanyalah keuletan .Tanpa keuletan,orang paling pintar dan berbakatpun sering gagal dalam hidupnya.Demikian dikatakan Ameilia Earhart Tokoh penerbangan Amerika serikat 1897 – 1937.(Bersambung) .*** RUSDI .