Berita  

Ketua HWDI Diduga “Memanipulasi Data Difabel Penerima Bantuan Kursi Roda” ?!

Diduga Ketua HWDI Manipulasi Data Difabel Penerima Bantuan Kursi Roda

Global investigasi news. Com

Program pemerintah dalam menangani difabel semakin hari semakin bagus dan merata. Program program yang berpihak kepada kaum marinal ini sangat beragam seperti bantuan modal hidup, modal kerja dan pelatihan. Namun tak semua berjalan sesuai harapan. Masih saja ada oknum oknum yang menfaatkan mereka demi kelancaran sebuah acara.

Seperti yang di alami oleh Empat orang Difabel dari kota mataram, Lombok tengah dan Lombok barat ini misalnya. Mereka merasa tertipu oleh oknum ketua lembaga difabel yang kusus menangani permpuan.

Kejadian ini bermula dari lembaga HWDI meminta berkas seperti KTP dan KK kepada mereka untuk melengkapi persyaratan sebagai penerima bantuan kursi roda. Kursi roda bantuan dari salah seorang anggota DPR melalui dinas social provinsi inipun datang dan di serahkan saat peresmian BUS Ramah Difabel di kantor dinas perhubungan. Penyerahan bantuan itu di hadiri oleh pak gubernur dan kepala dinas social provinsi.

Setelah menanda tangani beberapa berkas saat menerima kursi roda dan mereka juga di poto saat penerimaan. Namun anehnya kursi roda ini malah tak boleh di bawa oleh mereka karena kursi roda itu akan di salurkan ke tempat lain. Ini yang membuat mereka kecewa dan marah karena merasa di peralat.

Karena masih mereasa kecewa, beberapa orang dari mereka menceritakan hal ini kepada Wisnu, ketua Lombok Independen Disabilitas Indonesia atau biasa di sebut LIDI Foundation. Oleh lalu wisnu masalah ini di teruskan ke dinas social Provinsi yaitu ibu Nita. Namun sebelum itu, wisnu mencoba mengorek keterangan dari mereka terkait kronologis kejadiannya. Dan ternyata mereka di suruh tanda tangan di atas nama orang lain. Ini di ungkapkan oleh salah satu difabel yaitu Zainal Abidin. Sementara yang lain seperti Zulaifi yang tak bisa membaca hanya nurut saja menanda tangani berkas berkas itu dan di poto saat menerima kursi roda.

“ ini sangat aneh, karena setelah masalah ini di kompirmasi ke dinas provinsi, tiba tiba Sri Sukarni sebagai ketua HWDI mendatangi beberapa korban sambil menangis meminta laporannya di cabut “ kata wisnu. “ dan yang aneh lagi terdengar Sri di telpon oleh seorang laki laki untuk meminta copy KTP dan KK penerima kursi roda, padahal penyerahan penyerahan kursi roda sudah berlangsung satu bulan yang lalu dan berita acara di serahkan seminggu kemudian “
(Edy)